Diprotes Warga, Penulis Buku "Menilai Zaman" Sampaikan Maaf
https://www.fokusmetrosulbar.com/2017/08/diprotes-warga-penulis-buku-menilai.html
Warga Sesena Padang mendatangi Aula GMT Mamasa (Foto: Frendy Cristian/FMS) |
Rupanya, ada kesalahan di mata masyarakat Sesenapadang dalam penulisan buku tersebut. Mereka menyebut buka itu telah menista wialayah keaadatan Orobua Sesena Padang.
Karena itu dalam aksinya, warga meminta agar penulis, dan editor serta penerbit buku memulikan nama baik wilayah Sesenapadang melaui sejumlah media, baik lokal maupun nasional. Warga juga mendesak agar buku yang beredar harus ditarik dari peredaran sesuai jumlah yang sudah dikeluarkan dan dimusnakan di Orobua dengan disaksikan langsung masyarakat Sesenapadang.
"Penerbit dan penulis harus datang meminta maaf diwilayah Indona Sesenapadang," kata Matasak, salah satu toko adat Indona Sesenapadang yang hadir dalam aksi tersebut.
Merespon tuntutan masyarakat dari Sesenapadang, pihak BPMS- GTM melalui konfrensi pers, menyampaikan permohonan maaf.
"Kami mohon maaf sebesar-besarnya atas kesalahan dalam penulisan buku yang telah diterbitkan," kata Hengki Gunawan, perwakilan pihak penerbit
Ia meminta Maaf kepada seluruh masyarakat Sesena Padang (Sespa) baik yang ada di Mamasa, maupun yang berada di luar Mamasa, baik sebagai warga GTM maupun di luar warga GTM.
Permohonan maaf tersebut juga disampaikan langsung, penulis buku "Menilai Zaman" Dr. Paulus Bosong.
Penyampaian permohonan maaf ini adalah kali kedua, dimana sebelumnya Dr. Paulus Bosong diketahui BPMS-GTM telah mengeluarkan surat klarifikasi dan permohonan maaf kepada seluruh pihak yang terusik dengan kesalahan penulisan termasuk kesalahan gelar adat Orobua dalam sebuah buku berjudul “Menilai Zaman” yang telah diterbitkan oleh BPMS- GTM tersebut. (mg1/har)