Bertahan di Tengah Gulungan Ombak, Cahaya Reski Finish Terdepan
https://www.fokusmetrosulbar.com/2017/08/bertahan-di-tengah-gulungan-ombak.html
Perahu Sandeq bernama Cahaya Reski (Dondori) usai tiba di garis finish (Foto: Egi/FMS) |
Ditemui wartawan usai menerima tropi dari Bupati Majene H. Fahmi Massiara, Rusli menuturkan, saat berada di arena lomba ia dan rekannya yang bernaung di bawah layar Sandeq Cahaya Reski atau Dondori harus berjuang keras lantaran angin kencang yang memicu ombak cukup tinggi.
"Sekitar 2 meter Pak, ombak dan angin kencang," kata Rusli, usai penyerahan hadiah kepada para pemenang.
Tiupan angin musim Timur yang berhempus pada bulan Agustus ini disebut sebagai pemicu perairan teluk Mandar menjadi begitu bergelombang akhir-akhir ini. Hal tersebut menyebabkan para Passandeq harus lihai mengatur sedemikian rupa agar perahu bercadik khas Mandar itu dapat dikendalikan.
Bupati Majene usai menyerahkan tropi kepada pemenang lomba perahu Sandeq (Foto: Egi/FMS) |
Baca Juga: Ketika Lopi Sandeq Berguguran di Teluk Mandar Majene
Pantauan wartawan saat lomba berlangsung, dimana pada putaran kedua perahu Cahaya Reski mulai memimpin, disusul peserta Sandeq Cendrawasi, kemudian peserta Rahmat Ilahi berada di urutan ketiga membelakangi peserta Merpati Putih dan Bintang Timur.
Perlombaan yang tampak seru itu tiba-tiba berubah saat juara bertahan Cendrawasi mengalami kerusakan di bagian layar. Tersisa empat peserta bertahan di arena terus berpacu memperebutkan piala bergilir bupati Majene tersebut.
Putaran pertama saat 11 perahu Sandeq mulai star (Foto: Egi/FMS) |
Setelah putaran ketiga, dan peserta Cahaya Reski (Dondori) menyandang juara pertama, kemudian disusul peserta Rahmat Ilahi sebagai juara kedua dan Merpati Putih meraih juara ketiga serta Bintang Timur diurutan keempat, prosesi penyerahan piala pun dihelat di atas dermaga pantai Binanga.
Bupati Majene Fahmi Masiara usai menyerakan piala bergilir kepada peserta Cahaya Reski menjelaskan, atraksi passandeq (pelayar Sandeq) ketika mengarungi lautan menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat.
"Acara lomba segi tiga sandeq race, menjadi agenda pariwisata setiap tahun, dengan julukan sebagai perlombaan balap perahu yang tercepat, terkeras dan terjauh di dunia. Jika ada angin baik, kecepatannya bisa mencapai 15-29 knot atau 30-40 kilometer perjam," singkat orang nomor satu di Majene itu. (har)