Pesan Wabup: Jangan Sampai Bahasa Mamuju Lenyap di Muka Bumi !

Mamuju, fokusmetrosulbar.com--Manakarra Local Wisdom (MLW) telah berlangsung selama tiga hari di pelataran rumah adat Mamuju. MLW resmi ditutup Wakil Bupati Mamuju H. Irwan SP Pababari, Jumat (14/07) malam. Sebelumnya Wabup menyerahkan hadiah perlombaan Permainan Tradisional serta pemenang Lomba Tarung Foto.

Wabup H. Irwan Pababari dalam kegiatan ini menjelaskan, ada dua faktor penyebab punahnya kearifan lokal di masyarakat. Diantaranya kaya dia, yakni kearifan lokal itu sendiri yang tidak sesuai dengan pola fikir maju bahkan cenderung merugikan.

"Contoh di Mamuju di era 70-an pernah populer sebuah tradisi atau permainan sibinti, yakni permainan yang biasanya dimainkan kaum laki-laki dua orang atau lebih, dimana masing-masing akan saling menendang kaki lawan secara bergantian hingga salah satunya menyerah kalah karena kesakitan," kenang Irwan.

Menurutnya, tradisi tersebut tidak baik untuk dipertahankan karena selain mengandung unsur kekerasan, permainan ini juga cenderung tidak bermanfaat bahkan tidak jarang memicu permusuhan.

Faktor kedua lanjut Irwan, yakni adanya gempuran kemajuan teknologi informasi yang tidak terfilter oleh keinginan tiap generasi untuk melestarikan sebuah tradisi.

"Kita di Mamuju tentu tidak ingin dicap sebagai generasi yang tidak mampu melestarikan kearifan lokal dan tentu pula kita semua tidak ingin jika tradisi-tradisi yang menjadikan kita berbeda dengan yang lain itu punah," ujarnya.

Selain itu kata Wabup, tradisi-tradisi adat dan permainan tradisional, masih terdapat salah satu kearifan lokal yang saat ini juga mulai termarginalkan, yakni kearifan bahasa daerah yang jelas-jelas adalah salah satu kekayaan yang menjadi identitas. Wabup Irwan menilai, saat ini sudah jarang anak-anak Mamuju yang tahu dan paham artikulasi bahasa daerah Mamuju. "Padahal harusnya ini menjadi kekayaan dan kebanggaan kita," katanya.

"Jika ini dibiarkan bahasa Mamuju bisa saja menjadi penambah dari 139 bahasa daerah di Indonesia yang terancam punah atau bahkan menjadi bahasa ke 16 yang telah benar-benar hilang di bumi nusantara," kata Irwan.

"Meski telah dilakukan langkah antisipasi dengan penerbitan kamus bahasa Mamuju yang baru-baru ini kembali telah disempurnakan, namun jika tidak kita mulai dengan merubah mindset kita akan pentingnya mempertahankan dan melestarikan kearifan lokal, semua suatu saat bisa saja menjadi tinggal cerita," tutup Ketua DPW Hanura Sulbar ini.

Di tempat yang sama, Ketua DPRD Mamuju Hj. Sitti Suraidah Suhardi juga mengingatkan bahwa cikal bakal menjadi seorang pemimpin itu dengan melestarikan budaya, khususnya permainan tradisional yang dimana melalui momen kegiatan Manakarra Lokal Wisdom masyarakat bisa bernostalgia melupakan sejenak gaduh dunia era globalisasi, terpenting lagi dan lebih baik jika kegiatan seperti ini bisa terus dilaksanakan setiap tahun tentunya dengan bantuan dan saran dari masyarakat untu bisa melanjutkan kegiatan seperti ini.

“Kalau bisa kegiatan seperti fotografi bisa dibuatkan wadah kepada siapapun yang eksis di dunia sosial dan menjadi tempat pemuda pemudi daerah untuk selalu berkreatifitas dengan banyak melakukan interaksi sosial bukan hanya mengurung diri dengan getgetnya yang menimbulkan kurangnya jiwa sosial dan menjadikannya bukan cikal bakal seorang pemimpin,” pungkasnya. (hms-lis/har)

Related

MAMUJU 1244325493663269140

Post a Comment

emo-but-icon

FOKUS METRO SULBAR

BERITA Populer Minggu Ini

item
close
Pemilihan Serentak Kabupaten Majene