Tradisi Bermain Perang Anak-anak Dikeluhkan Warga, Aparat Diminta Bertindak
https://www.fokusmetrosulbar.com/2017/06/tradisi-bermain-perang-anak-anak.html
Tampak sejumlah anak saling kerjar dengan senjata mainan. (Foto: Anto/Fms) |
Permainan perang-perangan ini melibatkan dua kelompok, ada kelompok anak dari lingkungan Mambulilling berhadapan dengan sekelompok anak dari tetangga kampung dari kelurahan Lontora.
Kedua kelompok anak-anak ini terlibat saling serang dan saling kejar. Agar tidak merasa sakit jika terkena peluru mainan, anak-anak tampak mengenakan jaket dan helm sebagai pelindung. Meski demikian, kadang harus merintih kesakitan bila peluru menghantam bagian muka. Hal ini tentu membahayakan jika terkena mata, bisa saja memyebabkan kebutaan.
"Kalau muka nakena pedis," kata Bojes, seorang anak yang ikut main perang-perangan, Kamis (29/6).
Tiap sore bahkan hingga malam hari, biasanya anak-anak mulai bermain perang-perangan.
Permainan ini sudah lama dikeluhkan warga lantaran para anak-anak kerap menguasai ruas jalan untuk menggelar permainan peperangan.
Bahkan, sejumlah warga mendesak aparat pemerintah dan kepolisian agar melarang penjualan senjata mainan di pasaran. (ant/har)