Waduh... Kantor Desa Dijual Oknum Kades, Warga Mengeluh

Kantor Desa Mehalaan (Foto: Kedi/FMS)
Mamasa, fokusmetrosulbar.com--Apa jadinya jika kantor desa yang merupakan simpul informasi bagi masyarakat tiba-tiba dijual oknum kepala desa?

Hal itulah yang dirasakan masyarakat desa Mehalaan,  Kecamatan Mehalaan, Kabupaten Mamasa yang kehilangan kantor desanya.

Kejadian tersebut dikeluhkan oleh beberapa warga Desa Mehalaan yang tak menerima jika kantor desa dijual karena itu adalah aset desa Mehalaan.

"Ini tidak bisa dijual pak karena ini adalah aset desa Mehalaan, kalau memang Pak Desa mau membangun kantor desa lain bagusnya ini tetap dijadikan aset desa", keluh salah seorang warga yang tak ingin namanya ditulis kepada awak media beberapa waktu lalu.

Ia menuturkan posisi kantor desa Mehalaan terbilang strategis karena berada di jantung kota Kecamatan Mehalaan dan semenjak pertama kali Desa Mehalaan terbentuk sudah dibangun oleh kepala desa pertama saat itu. "Sekarang kantor desa sudah ludes dijual oleh kepala desa Mehalaan," tuturnya

Ia sedih karena menurutnya kantor tersebut merupakan aset terbesar desa Mehalaan. "Itu kenangan dari almarhum Kepala Desa pertama di Kecamatan Mehalaan, yang saat itu masih satu wilayahnya mulai dari Sika sampai Passembuk dan saat ini suda terbagi menjadi 11 desa. Masih satu kantor desa dulu sebelum terbagi jadi beberapa desa sekarang," tuturnya sedih.

Warga benar-benar tidak menerima ketika Kepala Desa mengambil keputusan sendiri tanpa ada musyawarah dengan masyarakat desa. Warga tidak mempersoalkan seandainya Kades melakukan musyawarah. Namun aset tersebut tiba-tiba dijual, bahkan masyarakat tidak tahu kalau kantor tersebut telah dijual sampai bangunan itu dibongkar oleh pihak pembeli.

"Begini terusmi Pak, setiap ada apa-apa yang masuk di Desa, Kepala Desa tidak pernah terbuka selalu mengambil keputusan sendiri terkadang kami masyarakat kaget. Tapi mau diapa mataji bisa melihat dan telinga bisa mendengar", keluh warga lain yang juga enggan namanya ditulis.

Warga Desa Mehalaan menyebut Kepala Desa Alber P Buntuh selamanya tidak pernah bersosialisasi dalam hal apapun baik itu Anggaran Dana Desa (ADD) yang masuk ke desa apa lagi yang lain.

Menyangkut hal tersebut,  Kepala Desa Mehalaan Alber. P. Buntuh mengakui telah menjual kantor desa sebesar Rp. 15 Juta kepada salah satu warga Mehalaan  atas nama Saktia.

"Iya benar saya memang menjual kantor desa karena saya mau pindahkan ke perbatasan desa Mehalaan Barat, dekat Puskesmas Mehalaan," akunya, Senin (15/5).

Ia menjelaskan dirinya mencari lahan kantor desa yang lebih luas karena kantor desa lama terlalu sempit dan tidak memiliku lapangan untuk upacara atau apel.

Alber lanjut menjelaskan bahwa keputusan itu diambil untuk mengantisipasi jika terjadi pelebaran jalan. "Saya pikir itu keputusan akan bisa diterima oleh masyarakat banyak karena mengingat berbagai pertimbangan
Kantor desa lama, utamanya kalau pelebaran jalan apa lagi posisinya pas di persimpangan jalan pasti terkena gusuran pelebaran," jelasnya menutup wawancara. (klp/har)

Related

MAMASA 8170562762292801575

Post a Comment

emo-but-icon

FOKUS METRO SULBAR

BERITA Populer Minggu Ini

item