VIDEO: Kronologi Intimidasi Terhadap Wartawan Mamasa, Risal Tangdiraba


Mamasa, fokusmetrosulbar.com-- Kekerasan dan intimidasi terhadap jurnalis kembali terjadi di Sulawesi Barat, kali ini menimpah Risal Tangdiraba, wartawan salah satu media elektronik dan juga anggota Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Mandar.

Kejadian pada Selasa (2/5) ini bermula saat puluhan Mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Forum Komunikasi Pemuda dan Mahasiswa Peduli Mamasa menggelar aksi unjuk rasa memperingati hari pendidikan Nasional tanggal 2 Mei. Salah tuntutan mahasiswa adalah tentang klarifikasi proses penunjukan Baine Matatta yang dikirim ke Jakarta. Mahasiswa mempertanyakan, apakah sudah sesuai dengan prosedur, karena mereka menganggap ada indikasi nepotisme dalam penunjukan duta Mamasa ke ajang Nasional itu.

BACA: Polemik Nepotisme Penunjukan Duta Pariwisata Mamasa, Dewan Angkat Bicara

Pada saat Mahasiswa akan bergerak ke Kantor DPRD, Kabupaten Mamasa, mereka dihadang oleh sekelompok orang yang mengaku sebagai keluarga Plt. Kadis Pariwisata Mamasa. Bahkan mahasiswa pun diintimidasi. Untuk menghindari kericuhan, para pendemo mendur ke dalam pelataran Kampus Unasman.

BACA JUGA: Haknya "Dikebir" Dinas Pariwisata Mamasa, Dyenti Dondo'loan Pasrah

Sekitar Pukul 10. 30 Wita, Risal Tangdiraba datang, ia bermaksud melakukan peliputan aksi demonstrasi mahasiswa itu.

Risal menuturkan, saat itu massa mahasiswa tengah berada di dalam pelataran Kampus Unasman, sementara di sekitar kampus, tampak beberapa orang berpakaian sipil dan berpakaian dinas ASN. Mereka terlihat marah-marah pada massa mahasiswa.

Sekitar Pukul 11. 00 Wita, Risal Tangdiraba, jurnalis ini pun bertanya kepada salah satu peserta aksi. "Ada kejadian apa," kata Risal waktu itu, dicerikan kepada fokusmetrosulbar.com, Rabu (3/5) malam.

Saat itu lanjut Risal, oleh peserta aksi mengatakan bahwa mereka dihalang-halangi melakukan aksi massa.

"Lalu saya katakan kepada mereka (peserta aksi yang dia tidak kenal namanya, red) kenapa harus dihalang-halangi, kan undang-undang menjamin warga Negara untuk menyampaikan pendapat di muka umum," ungkap Risal lebih lanjut.

Saat itu, terang Risal, salah seorang dari keluarga Plt. Kadis pariwisata Mamasa bernama Pilipus (Pegawai Honorer di Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Mamasa) yang masih berbaju dinas langsung marah. "Dia menuduh saya yang mendalangi aksi, kemudian memprovokasi teman-temannya yang lain," lanjut Risal, Rabu.

Risal menceritakan, salah seorang rekan Pilipus bernama Rinus (pegawai Honorer Taata usaha di SMKN 1 Mamasa) lalu melempari dirinya dengan batu. "Namun karena saya menghindar, hanya kamera saya yang terkena batu, tapi beruntung tidak rusak," ungkapnya.

Sekitar Jam 11. 15 Wita, salah seorang dari keluarga Plt. Kadis Pariwisata bernama Doa’ Langi (oknum PNS di Pemda Mamasa) juga mendatangi Risal. Dengan nada emosi, Doa' Langi mengajak dirinya berkelahi. Oknum PNS itu juga mengucapkan kata-kata kotor dan berusaha menyerang kearah Risal, beruntung aparat Kepolisian dan rekan jurnalis menghalanginya.

Sekitar jam 11. 30 Wita, untuk menghindari kericuhan antara pendemo dan kelompok massa dari keluarga Kadis Pariwisata Mamasa, akhirnya para pendemo dibawa ke Polres Mamasa untuk keamanan.

"Jam 12.00 Wita, Kasus ini saya laoprkan ke Sentra Pelayanan Kepolisian terpadu Polres Mamasa, dan diterima dengan nomor laporan Polisi: LP/41/V/2017/SPKT," terang Risal. (*/har)

Related

MAMASA 2635951046152221051

Post a Comment

emo-but-icon

FOKUS METRO SULBAR

BERITA Populer Minggu Ini

item