Tak Kunjung Selesai, Bendungan Papalang Disorot LSM KAKI
https://www.fokusmetrosulbar.com/2017/05/tak-kunjung-selesai-bendungan-papalang.html
Mamuju, fokusmetrosulbar.com-Pembangunan bendungan di Desa Batu Ampat, Kecamatan Papalang, Mamuju menuai sorotan.
Ketua DPW Komite Anti Korupsi Indonesia (KAKI) Sulbar, Sukadin mengatakan, pembangunan bendungan tersebut tidak memperhatikan asas manfaat, dan rentan praktek korupsi.
"Ini hanya sebagai tameng saja, untuk menguras uang negara. Sementara manfaatnya tidak ada. Bahkan hingga saat ini bendungan itu sama sekali belum dinikmati masyarakat Papalang," kata Sukadin, Minggu (28/5).
Dikatakan, Dinas PU Provinsi Sulbar telah menganggarkan pembuatan bendungan senilai Rp. 30 Milyar lebih dari APBN yang dikerjakan dari tahun 2013 hingga 2017. Ironinya, hingga kini pekerjaan tersebut belum juga dapat dinikmati masyarakat.
Sukadi mengungkapkan, pada di tahun 2013 anggaran pertama pembangunan bendungan tersebut senilai Rp 2 Milyar, namun berakhir masalah karena faktor bencana. Kemudian di tahun 2014 dianggarkan lagi sebesar Rp. 6 Milyar, dan serta 2015 dengan anggaran Rp. 11 Milyar. Pelaksana kegiatan kata dia, adalah PT. Gunung Raya.
"Di tahun 2015 terdapat dua item kegiatan yakni penambahan mercu ditambah pembangunan saluran bronjong," terangnya.
Sementara tahun 2016 dianggarkan Rp.10 Milyar, namun kembali bermasalah karena keterlambatan waktu dan menyeberang ke 2017. (awl/har)
Ketua DPW Komite Anti Korupsi Indonesia (KAKI) Sulbar, Sukadin mengatakan, pembangunan bendungan tersebut tidak memperhatikan asas manfaat, dan rentan praktek korupsi.
"Ini hanya sebagai tameng saja, untuk menguras uang negara. Sementara manfaatnya tidak ada. Bahkan hingga saat ini bendungan itu sama sekali belum dinikmati masyarakat Papalang," kata Sukadin, Minggu (28/5).
Ketua DPW Komite Anti Korupsi Indonesia (KAKI) Sulbar, Sukadin. (Foto: Awal/FMS) |
Dikatakan, Dinas PU Provinsi Sulbar telah menganggarkan pembuatan bendungan senilai Rp. 30 Milyar lebih dari APBN yang dikerjakan dari tahun 2013 hingga 2017. Ironinya, hingga kini pekerjaan tersebut belum juga dapat dinikmati masyarakat.
Sukadi mengungkapkan, pada di tahun 2013 anggaran pertama pembangunan bendungan tersebut senilai Rp 2 Milyar, namun berakhir masalah karena faktor bencana. Kemudian di tahun 2014 dianggarkan lagi sebesar Rp. 6 Milyar, dan serta 2015 dengan anggaran Rp. 11 Milyar. Pelaksana kegiatan kata dia, adalah PT. Gunung Raya.
"Di tahun 2015 terdapat dua item kegiatan yakni penambahan mercu ditambah pembangunan saluran bronjong," terangnya.
Sementara tahun 2016 dianggarkan Rp.10 Milyar, namun kembali bermasalah karena keterlambatan waktu dan menyeberang ke 2017. (awl/har)