Sulbar Urutan 16 Kasus Narkoba,Ini Harapan Ketua BNNP
https://www.fokusmetrosulbar.com/2017/05/sulbar-urutan-16-kasus-narkobaini.html
Mamuju Tengah,fokusmetrosulbar.com -- Dari 34 provinsi di Indonesia, Sulawesi Barat menduduki rangking 16 kasus penyalahgunaan narkoba.
Demikian diungkap kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulawesi Barat Brigjen Pol Drs Dedy Sutarya. Kata dia, urutan itu ditentukan dari hasil survei pusat penelitian kesehatan Universitas Indonesia (UI) bersama Badan Narkotika Nasional (BNN).
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa provinsi ke 33 itu dalam posisi rawan. Sebab itu dibutuhkan komitmen dan kerjasama seluruh stakeholder untuk memerangi narkoba. Kata Dedy, perang terhadap narkoba tak hanya dipundak kepala daerah, Polri dan dinas sosial saja. Tapi kasus itu adalah tanggungjawab bersama. "Seluruh pejabat kabupaten hingga provinsi harus memiliki komitmen untuk memerangi narkoba. Kita harus bersatu," ujar Dedy usai mengikuti rapat koordinasi OPD penanggulangan bencana dan kemiskinan di Wisma Fadilah Topoyo, Mateng.
Ajakan kepala BNNP Sulbar disambut baik Kepala Dinas Sosial Mateng Ramlie Salawat. Menurutnya, penyalahgunaan narkoba merupakan musuh bersama. Olehnya rakorda diharapkan sebagai landasan membangun komitmen memerangi narkoba.
Diharapkan pula, sebagai ajang penyatuan persepsi untuk penanggulangan bencana dan kemiskinan. "Semua itu tak lain untuk mewujudkan masyarakat lebih baik dan sejahtera," imbuhnya.
Kepala Bidang Jaminan Sosial Baharuddin menambahkan, inti rakorda merupakan perpaduan program lintas sektoral. OPD bersinergi dalam mendukung penuntasan penaggulangan bencana dan kemiskinan. Setiap OPD akan mengintervensi program sesuai peran masing-masing. (jml/riz)
Demikian diungkap kepala Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Sulawesi Barat Brigjen Pol Drs Dedy Sutarya. Kata dia, urutan itu ditentukan dari hasil survei pusat penelitian kesehatan Universitas Indonesia (UI) bersama Badan Narkotika Nasional (BNN).
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa provinsi ke 33 itu dalam posisi rawan. Sebab itu dibutuhkan komitmen dan kerjasama seluruh stakeholder untuk memerangi narkoba. Kata Dedy, perang terhadap narkoba tak hanya dipundak kepala daerah, Polri dan dinas sosial saja. Tapi kasus itu adalah tanggungjawab bersama. "Seluruh pejabat kabupaten hingga provinsi harus memiliki komitmen untuk memerangi narkoba. Kita harus bersatu," ujar Dedy usai mengikuti rapat koordinasi OPD penanggulangan bencana dan kemiskinan di Wisma Fadilah Topoyo, Mateng.
Ajakan kepala BNNP Sulbar disambut baik Kepala Dinas Sosial Mateng Ramlie Salawat. Menurutnya, penyalahgunaan narkoba merupakan musuh bersama. Olehnya rakorda diharapkan sebagai landasan membangun komitmen memerangi narkoba.
Diharapkan pula, sebagai ajang penyatuan persepsi untuk penanggulangan bencana dan kemiskinan. "Semua itu tak lain untuk mewujudkan masyarakat lebih baik dan sejahtera," imbuhnya.
Kepala Bidang Jaminan Sosial Baharuddin menambahkan, inti rakorda merupakan perpaduan program lintas sektoral. OPD bersinergi dalam mendukung penuntasan penaggulangan bencana dan kemiskinan. Setiap OPD akan mengintervensi program sesuai peran masing-masing. (jml/riz)