Ramadan dan Kisah Warga 4 Desa di Ulumanda yang Hidup Tanpa Listrik
https://www.fokusmetrosulbar.com/2017/05/ramadan-dan-kisah-warga-4-desa-di.html
Jamaah Masjid Taukong melaksanakan sholat tarwih dalam kondisi gelap (Foto: Ist/har) |
Jika di bulan ramadan tahun-tahun sebelumnya, sekitar 1.500 jiwa yang mendiami dusun ini dapat menikmati listrik, namun kini mereka tak lagi dapat penerang listrik usai bendungan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hydro (PLTMH) di Taukong jebol.
Kepala Dusun Taukong, Muh. Amin, mengatakan, saat ini warganya tak lagi bisa mendapatkan arus listrik, karena bendungan yang sempat berfungsi membangkitkan listrik selama sembilan tahun telah jebol pada bulan september 2016 lalu.
"Untuk ramadan tahun ini, kami bangun sahur hanya pakai pelita untuk penerangan," terang Muh. Amin, Minggu (28/5).
Untuk sholat tarwih di Masjid lanjutnya, warga Taukong masih bisa menggunakan genset (generator) dan penerang dari listrik tenaga surya, itu pun sangat terbatas.
"Kalau sholat tarwih, di Masjid masih ada generator, tapi terbatas, hanya sampai jam 11 malam. Lampu tenaga sutya juga sangat terbatas, apalagi sekarang lagi musim hujan, pengisian energi teebatas," tuturnya.
Persoalan akses jalan yang rusak parah, membuat pasokan bahan bakar bensin sulit didapatkan, hingga untuk menghidupkan genset, pihak pengurus Masjid terpaksa harus menghemat bahan bakar.
Akses jalan yang rusak di kecamatan Ulumanda (foto: Ist/har) |
Warga Kecamatan Ulumanda, Suarman yang ditemui wartawan, Minggu (28/5) membenarkan hal tersebut. "Iya, ada empat desa di bagian pegunungan yang belum mendapatkan listrik PLN. Di Taukong, desa Tandeallo dulu memang pernah ada listrik PLTMH tapi sekarang rusak, saya dengar baru akan diperbaiki," katanya.
Suarman menuturkan, jika dihitung, terdapat kurang lebih 6 ribu warga yang mendiami empat desa tersebut. Arman berharap, pemerintah daerah dan desa setempat, agar mengupayakan pembangunan instalasi listik, untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. (har)