Hindari Dosa Riba, Pria Ini Keluar dari Perbankan
https://www.fokusmetrosulbar.com/2017/05/hindari-dosa-riba-pria-ini-keluar-dari.html
Mamuju Tengah, fokusmetrosulbar.com -- Riwayat perjalanan hidup ketua Yayasan Indonesia Tanpa Riba Budi Dahbudi, cukup menarik.
Sebelum mendirikan yayasan ini, Budi bekerja sebagai pegawai Perbankan di Jawa Barat. Setelah 22 tahun mengabdi Ia kemudian mendapat posisi strategis. Anehnya dia justru keluar dari pekerjaan yang telah mensejahterakan dirinya.
Pekerjaan yang dilakoni selama puluhan tahun dianggap telah menjerumuskan orang dalam hutang dan riba. Diprediksi sudah ribuan nasabah dibuat menderita selama jadi karyawan Bank. "Saya merasa berdosa karena menipu saudara muslim. Itu sebabnya saya berhenti dan mendirikan yayasan ini tanpa dukungan pihak manapun. Hanya niat kuat bersama kawan-kawan sehingga yayasan ini bisa berdiri," tutur Budi mengisahkan pengalaman hidupnya pada seminar nasional di Pendopo Rujab Bupati Mateng, Sulbar, Minggu (21/5).
Seminar bertema 'Temukan Hidup Berkah tanpa Hutang dan Riba itu, disambut baik Sekkab Mateng Askary. Kehadiran Yayasan ITR diharapkan jadi titik awal untuk melangkah kedepan. Pemerintahan Mateng terbilang masih belia sehingga sangat membutuhkan kerjasama lembaga. "Ini seminar pertama di Sulbar dan dilaksanakan di Mateng. Semoga dapat bersinergi visi misi dan program yang dicanangkan Pemkab Mateng ," ucap Askary.
Keberhasilan pemerintah, menurut Sekkab bukan hanya terlihat dari pembangunan infrastrutur saja. Tetapi kemandirian masyarakat juga menjadi salah satu tolak ukur. Berbicara tentang riba mungkin hanya Perbankan Arab saudi yang tidak menerapkan bunga pada nasabahnya. "Andaikata di Indonesia seperti itu alangkah baiknya untuk masyarakat kita. Warga tentu akan terhindar masalah riba," tandasnya.
Seminar nasional tersebut dihadiri sekira 150 tokoh masyarakat dan tokoh agama. Tampak pula anggota DPRD Sulbar Hj Amalia Aras. (jml/riz)
Sebelum mendirikan yayasan ini, Budi bekerja sebagai pegawai Perbankan di Jawa Barat. Setelah 22 tahun mengabdi Ia kemudian mendapat posisi strategis. Anehnya dia justru keluar dari pekerjaan yang telah mensejahterakan dirinya.
Pekerjaan yang dilakoni selama puluhan tahun dianggap telah menjerumuskan orang dalam hutang dan riba. Diprediksi sudah ribuan nasabah dibuat menderita selama jadi karyawan Bank. "Saya merasa berdosa karena menipu saudara muslim. Itu sebabnya saya berhenti dan mendirikan yayasan ini tanpa dukungan pihak manapun. Hanya niat kuat bersama kawan-kawan sehingga yayasan ini bisa berdiri," tutur Budi mengisahkan pengalaman hidupnya pada seminar nasional di Pendopo Rujab Bupati Mateng, Sulbar, Minggu (21/5).
Seminar bertema 'Temukan Hidup Berkah tanpa Hutang dan Riba itu, disambut baik Sekkab Mateng Askary. Kehadiran Yayasan ITR diharapkan jadi titik awal untuk melangkah kedepan. Pemerintahan Mateng terbilang masih belia sehingga sangat membutuhkan kerjasama lembaga. "Ini seminar pertama di Sulbar dan dilaksanakan di Mateng. Semoga dapat bersinergi visi misi dan program yang dicanangkan Pemkab Mateng ," ucap Askary.
Keberhasilan pemerintah, menurut Sekkab bukan hanya terlihat dari pembangunan infrastrutur saja. Tetapi kemandirian masyarakat juga menjadi salah satu tolak ukur. Berbicara tentang riba mungkin hanya Perbankan Arab saudi yang tidak menerapkan bunga pada nasabahnya. "Andaikata di Indonesia seperti itu alangkah baiknya untuk masyarakat kita. Warga tentu akan terhindar masalah riba," tandasnya.
Seminar nasional tersebut dihadiri sekira 150 tokoh masyarakat dan tokoh agama. Tampak pula anggota DPRD Sulbar Hj Amalia Aras. (jml/riz)