Festival Teluk Mandar, Gerakan Mengembalikan Kebudayaan Pesisir

Majene, fokusmetrosulbar.com--Lekukan pesisir laut Mandar tidak hanya menjadi daya tarik yang unik, namun juga menjadi nafas penghidupan masyarakat pesisir. Di Teluk Mandar, kebudayaan pesisir tumbuh dan mengakar, namun pada akhirnya tak kuasa dengan terjangan  globalisasi dan juga perubahan sosial masyarakat, yang satu persatu menanggalkan warisan pesisir Mandar.

Festival Teluk Mandar tahun 2017 resmi di helat (10/04), telah memasuki tahun kedua. Event tersebut merupakan gerakan sekaligus upaya untuk mengembalikan kebudayaan pesisir, melestarikan dan menjadikanya warisan kepada generasi selanjutnya. Salah satu kebudayaan pesisir yang telah lama ditinggalkan, diantaranya tradisi “mappande sasiq" atau sebuah ritual kebudayaan oleh para nelayan sebelum berlayar ke laut lepas. Dengan harapan agar keberkahan hasil tangkapan juga keselamatan yang menyertai para nelayan Mandar.
“Kebudayaan pesisir kita memang mulai bergeser dulu para nelayan kita menangkap ikan dengan dengan menggunakan perlengkapan tradisional seperti buaro, tapi sekarang semua menginginkan yang instan, kendati dampaknya merusak biota laut, seperti mengebom ikan dan menggunakan racun potas," jelas Ramli Tim Advokasi Walhi Sulbar, sesaat sebelum opening Festival Teluk Mandar ke II yang di pusatkan di Taman Kota Majene.

Ia juga menjelaskan kondisi teluk mandar yang di dalamnya penuh keajaiban. Salah satunya keberadaan habitat penyu. Hanya saja habitat hewan tersebut cukup terancam mengingat pembangunan yang tidak disertai pengkajian serius khususnya penempatan observasi penyu yang cocok. Selain itu kondisi terumbu karang 89% tidak sehat lagi, sampah laut dan lainya juga memperparah kondisi teluk Mandar saat ini. "Dengan kondisi laut Mandar saat ini, jangan sampai menghempaskan nurani kita sebagai pemilik teluk Mandar, ini akan menjadi poin poin rekomendasi yang kami akan serahkan saat penutupan nanti," pungkas Ramli.

Bupati Majene Fahmi Massiara yang membuka Festival Teluk Mandar ke II tersebut, memberikan apresiasi yang tinggi kepada para penggagas dan panitia acara. Meski hal tersebut bukan menjadi agenda resmi dari pemerintah daerah, festival ini memberikan dampak yang baik khususnya mendukung Majene di sektor Pariwisata. “Visi Majene itu memang menjadi sebuah kota pendidikan, tapi kita juga tidak ketinggalan disektor pariwisata, Majene memiliki banyak potensi yang harus di maksimalkan. Di Taman Kota ini kelak akan kami desain dengan baik, sehingga menjadi destinasi wisata yang nyaman dikunjungi, ada juga wisata alam anda bisa kunjungi Puawang atau Baruga, jadi memang cukup potensial," jelasnya.

Festival Teluk Mandar di gelar dari tanggal 10-13 Mei 2017. Sejumlah kegiatan yang akan mengisi festival tersebut diantaranya, seminar bahari, donor darah, bersih- bersih pantai, penanaman mengrove dan beragam pertujukan seni tradisi dari berbagai komunitas, yang akan menjadi hiburan di taman kota setiap malam. (Hms/har)

Related

MAJENE 342917259684891883

Post a Comment

emo-but-icon

FOKUS METRO SULBAR

BERITA Populer Minggu Ini

item