Dinas Pendidikan Sulbar Ajak Pemuda Lestarikan Budaya Melalui Pembuatan Film
https://www.fokusmetrosulbar.com/2017/05/dinas-pendidikan-sulbar-ajak-pemuda.html
Mamuju, fokusmetrosulbar.com-Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sulbar, Suardi Mappeabang tekankan masyarakat khususnya para budayawan Sulbar, agar membuatkan film dokomenter yang berdurasi pendek yang mengangkat tentang budaya di Sulbar. Hal tersebut disampaikan saat menutup acara peningkatan kapasitas seni budaya daerah di hotel Grand Mutiara, Sabtu (20/5).
Menurutnya, dengan pembuatan film diharapkan para generasi muda Sulbar dapat mengenal dan mencintai kebudayaan lokal yang menurutnya mulai terkikis dengan budaya asing. Selain pembuatan film, ia juga akan mengusulkan pelajaran kebudayaan daerah dimasukkan dalam mata studi di sekolah.
Suardi mengungkapkan, akan mengusulkan di DPRD Provinsi saat rapat anggaran perubahan untuk pembuatan film dokumenter sebesar Rp. 100 juta.
"Kita berharap diperubahan dapat anggaran sebesar Rp 100 juta," tegasnya.
Acara peningkatan kapasitas seni budaya daerah ini berlansung dari tanggal 15 sampai 20 Mei, diikuti enam kabupaten Se-Sulbar, masing-masing enam orang tiap kabupaten.
Kegiatan ini menghadirkan budayawan Sulbar, diantaranya H.Abdul Rasyid Kampil sebagai pemateri. Dalam pemaparannya, Rasyid mengatakan melaui forum para budayawan yang ada di Sulbar mereka akan dapat mengembangkan dan memajukan budaya lokal yang merupakan warisan nenek moyang.
"Kita berharap melalui warisan budaya nenek moyang kita terdahulu yang mengandung empat pungsi yakni, edukatif, informasi,komunikasi dan kreatif. "Ini dapat mencerminkan kita sebagai orang Sulbar yang menjunjung tinggi adat istiadat ,"ujarnya.
Hal senada dikatakan peserta asal kabupaten Mateng yang merupakan pemangku adat di Topoyo, Herman. Dia berharap pemerintah Sulbar untuk memasukan tarian Pemase-Pemanna dalam cakar kebudayaan di Sulbar sehingga bisa dilestarikan.
"Waktu gubernur Sulbar Ali Baal Masdar berkunjung ke Topoyo,Mateng .Tarian Pemase-Pemanna yang kita tampilkan untuk menjeput beliau, harapannya bisa dikenal dan dikembangkan ," terangnya (awl/har)
Menurutnya, dengan pembuatan film diharapkan para generasi muda Sulbar dapat mengenal dan mencintai kebudayaan lokal yang menurutnya mulai terkikis dengan budaya asing. Selain pembuatan film, ia juga akan mengusulkan pelajaran kebudayaan daerah dimasukkan dalam mata studi di sekolah.
Suardi mengungkapkan, akan mengusulkan di DPRD Provinsi saat rapat anggaran perubahan untuk pembuatan film dokumenter sebesar Rp. 100 juta.
"Kita berharap diperubahan dapat anggaran sebesar Rp 100 juta," tegasnya.
Acara peningkatan kapasitas seni budaya daerah ini berlansung dari tanggal 15 sampai 20 Mei, diikuti enam kabupaten Se-Sulbar, masing-masing enam orang tiap kabupaten.
Kegiatan ini menghadirkan budayawan Sulbar, diantaranya H.Abdul Rasyid Kampil sebagai pemateri. Dalam pemaparannya, Rasyid mengatakan melaui forum para budayawan yang ada di Sulbar mereka akan dapat mengembangkan dan memajukan budaya lokal yang merupakan warisan nenek moyang.
"Kita berharap melalui warisan budaya nenek moyang kita terdahulu yang mengandung empat pungsi yakni, edukatif, informasi,komunikasi dan kreatif. "Ini dapat mencerminkan kita sebagai orang Sulbar yang menjunjung tinggi adat istiadat ,"ujarnya.
Hal senada dikatakan peserta asal kabupaten Mateng yang merupakan pemangku adat di Topoyo, Herman. Dia berharap pemerintah Sulbar untuk memasukan tarian Pemase-Pemanna dalam cakar kebudayaan di Sulbar sehingga bisa dilestarikan.
"Waktu gubernur Sulbar Ali Baal Masdar berkunjung ke Topoyo,Mateng .Tarian Pemase-Pemanna yang kita tampilkan untuk menjeput beliau, harapannya bisa dikenal dan dikembangkan ," terangnya (awl/har)