Selamatkan Sekolah Negeri, Pria Lulusan SMP Ini Jadi Guru Sukarela Selama Tujuh Tahun
https://www.fokusmetrosulbar.com/2017/04/selamatkan-sekolah-negeri-pria-lulusan.html
Arsyat, guru sukarela lulusan SMP (foto: Awal/FMS) |
Arsyat, salah seorang guru yang mengajar di SDN Kassa ini mengatakan, jumlah siswa yang ada, sebanyak 40 orang. "Semua dari kelas satu sampai kelas enam," katanya.
Sedangkan jumlah tenaga pengajar hanya tiga orang saja. Dan semua berstatus sebagai sukarela. Bahkan, mereka yang mendedikasikan diri sebagai guru di sekolah ini, memiliki latar belakang pendidikan hanya lulusan SMP dan SMA.
"Hanya kepala sekolah yang PNS sedangkan guru disini semua masih sukarela," katanya, Senin (24/4).
Dikatakan, dulunya sekolah ini sempat mau ditutup karena tidak ada guru yang mengajar. Apalagi kata Arsyat, sejak ditinggal Hasanuddin, salah satu guru yang sudah puluhan tahun mengabdi di sekolah itu namun nasibnya tidak pernah berubah jadi honorer apalagi PNS hingga memutuskan pergi.
"Saya hanya diminta masyarakat untuk mengajar menggantikan paman (Hasanuddin, red) karena kalau tidak ada yang mengajar kesihan anak-anak," ujarnya Arsyat, ponakan Hasanuddin yang tamatan SMP.
Arsyad mengungkapkan, tidak adanya guru yang mau mengajar di sekolah tersebut lantaran medan jalan yang sulit dilalui apalagi daerah ini paling terpencil, jauh dari keramaian. Bahkan kata dia, seorang kepala sekolah yang berstatus PNS di sana, pun jarang berkunjung ke sekolah itu.
"Apalagi kalau musin hujan Pak, kita tidak bisa tembus karena jalannya licin, banyak batu besar dan mendaki," terangnya.
Selain kondisi jalan yang sulit dilalui juga belum adanya pasilitas layanan publik seperti listrik.
Kepada wartawan fokusmetrosulbar.com, ia berharap agar pemerintah memperbaiki akses jalan, dan juga memperhatikan nasib mereka untuk diangkat menjadi tenaga honorer daerah.
"Kami berharap bisa diangkat jadi honorer, paling tidak itu," harapnya.
Kepala Dusun Kassa, Abd. Rasak, yang turut dimintai komentar, berharap agar pemerintah memperhatikan para guru yang mengabdi di sekolah terpencil itu.
"Saya berharap agar mereka diangkat menjadi honorer, karena mereka sudah lama mengabdi, sudah tujuh tahun," imbuhya. (awl/har)