HMI Galang Dana Untuk Istri Korban Tragedi Piton
https://www.fokusmetrosulbar.com/2017/04/hmi-galang-dana-untuk-istri-korban.html
Mamuju Tengah, fokusmetrosulbar.com -- Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Mamuju Tengah, turun jalan melakukan aksi penggalangan dana, Selasa (4/4).
Aksi gerakan sosial itu dilakukan untuk membantu Istri mendiang Akbar, korban tragedi ular piton di Salubiro Kecamatan Karossa, Mateng, Sulbar. Mahasiswa gelar peggalangan dana di Simpang Tiga Topoyo.
Rencananya rupiah yang terkumpul nanti akan diserahkan pada Munaria, istri Akbar yang tewas dimangsa piton beberapa waktu lalu. "Aksi ini kami lakukan hanya semata meringankan beban keluarga almarhum. Dengan meninggalnya Akbar tanggungjawab kepala keluarga otomatis beralih ke istrinya. Dia akan menghidupi dua anak yang ditinggalkan korban," jelas koordinator aksi Ismail.
Saat ini istri dan anak korban sangat membutuhkan bantuan moril dan biaya. Melalui gerakan sosial mahasiswa diharap dapat menggugah hati donatur. Sehingga beban keluarga korban dapat diringankan. "Bagi kami siapapun saudara kita yang tertimpa musibah wajib dibantu," ungkapnya.
Penggalangan dana diwarnai aksi orasi beberapa mahasiswa. Mereka mengajak warga untuk berpartisipasi atas tragedi ular piton. Aktivis HMI menyerukan bahwa Bumi Lalla Tassisara mengandung arti, 'Berbeda Suku Tetapi Tetap Bersatu'. "Sebab itu kami mengajak warga Mateng bersatu meringankan beban korban,"ucap mahasiswa.
Selain mahasiswa seorang warga juga turut menggalang dana untuk korban. Wanita dermawan yang enggan disebut namanya itu menggalang dana khusus di lingkungan keluarganya. Terutama keluarga yang berada diluar daerah. "Setelah rampung nanti, dana yang kami himpun dari keluarga akan diserahkan ke istri korban," ucapnya. (jml.riz)
Aksi gerakan sosial itu dilakukan untuk membantu Istri mendiang Akbar, korban tragedi ular piton di Salubiro Kecamatan Karossa, Mateng, Sulbar. Mahasiswa gelar peggalangan dana di Simpang Tiga Topoyo.
Rencananya rupiah yang terkumpul nanti akan diserahkan pada Munaria, istri Akbar yang tewas dimangsa piton beberapa waktu lalu. "Aksi ini kami lakukan hanya semata meringankan beban keluarga almarhum. Dengan meninggalnya Akbar tanggungjawab kepala keluarga otomatis beralih ke istrinya. Dia akan menghidupi dua anak yang ditinggalkan korban," jelas koordinator aksi Ismail.
Saat ini istri dan anak korban sangat membutuhkan bantuan moril dan biaya. Melalui gerakan sosial mahasiswa diharap dapat menggugah hati donatur. Sehingga beban keluarga korban dapat diringankan. "Bagi kami siapapun saudara kita yang tertimpa musibah wajib dibantu," ungkapnya.
Penggalangan dana diwarnai aksi orasi beberapa mahasiswa. Mereka mengajak warga untuk berpartisipasi atas tragedi ular piton. Aktivis HMI menyerukan bahwa Bumi Lalla Tassisara mengandung arti, 'Berbeda Suku Tetapi Tetap Bersatu'. "Sebab itu kami mengajak warga Mateng bersatu meringankan beban korban,"ucap mahasiswa.
Selain mahasiswa seorang warga juga turut menggalang dana untuk korban. Wanita dermawan yang enggan disebut namanya itu menggalang dana khusus di lingkungan keluarganya. Terutama keluarga yang berada diluar daerah. "Setelah rampung nanti, dana yang kami himpun dari keluarga akan diserahkan ke istri korban," ucapnya. (jml.riz)