Balita Tumbuh Tidak Normal, Sulbar Tempati Urutan Kedua Nasional
https://www.fokusmetrosulbar.com/2017/04/balita-tumbuh-tidak-normal-sulbar.html
Mamuju, fokusmetrosulbar.com-Provinsi Sulawesi Barat menempati urutan kedua Nasional angka penderita balita tumbuh tidak normal atau yang dikenal dengan stunting. Keterangan itu terungkap dalam Pelatihan Tenaga Kesehatan yang diselenggarakan melalui Program Millenium Challange Accounten Indonesia (MCAI).
Kegiatan pelatihan ini didukung oleh Dinas Kesehatan Mamuju, dan dilaksanakan di Hotel d'Maleo, Jum'at (21/4).
Pendamping Program Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat Provinsi Sulbar, Andi Irfandi dalam kesempatan ini mengatakan, penyebab maraknya penderita stunting, diduga karena faktor makanan dan asupan gizi yang tidak seimbang yang dikonsumsi para balita. Akibatnya, kata dia, sehingga tingkat pertumbuhan balita menjadi tidak stabil.
"Untuk daerah Sulbar sendiri, Kabupaten Majene menempati peringkat pertama penderita stunting tertinggi," terang Irfandi dalam paparan materinya.
Setelah Majene lanjutnya, disusul oleh kabupaten Polewali Mandar dan Mamuju diposisi ke tiga.
Dinas kesehatan Mamuju yang berperan sebagai penyelenggara kegiatan pelatihan ini telah menghadirkan tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas.
Program MCAI sendiri, ini merupakan bantuan hibah dari Amerika, untuk mengatasi masalah stunting di Indonesia.
Sementara itu, Kepala Seksi Lingkungan Kesehatan, Kerja dan Olahraga Kabupaten Mamuju, Nihla Muhammad, mengaku sangat bersyukur dengan adanya pelatihan ini. Ia berharap dengan pelatihan tersebut dapat menambah pengetahuan kepada tenaga medis di setiap Puskesmas dengan cara mencegah dan mengatasi penderita stunting.
"Saya berharap dengan pelatihan ini, petugas kita dapat menambah pengetahuan. Bagaimana mengatasi masalah stunting di setiap wilayah mereka," harapnya. (awl/har)
Kegiatan pelatihan ini didukung oleh Dinas Kesehatan Mamuju, dan dilaksanakan di Hotel d'Maleo, Jum'at (21/4).
Pendamping Program Kesehatan dan Gizi Berbasis Masyarakat Provinsi Sulbar, Andi Irfandi dalam kesempatan ini mengatakan, penyebab maraknya penderita stunting, diduga karena faktor makanan dan asupan gizi yang tidak seimbang yang dikonsumsi para balita. Akibatnya, kata dia, sehingga tingkat pertumbuhan balita menjadi tidak stabil.
"Untuk daerah Sulbar sendiri, Kabupaten Majene menempati peringkat pertama penderita stunting tertinggi," terang Irfandi dalam paparan materinya.
Setelah Majene lanjutnya, disusul oleh kabupaten Polewali Mandar dan Mamuju diposisi ke tiga.
Dinas kesehatan Mamuju yang berperan sebagai penyelenggara kegiatan pelatihan ini telah menghadirkan tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas.
Program MCAI sendiri, ini merupakan bantuan hibah dari Amerika, untuk mengatasi masalah stunting di Indonesia.
Sementara itu, Kepala Seksi Lingkungan Kesehatan, Kerja dan Olahraga Kabupaten Mamuju, Nihla Muhammad, mengaku sangat bersyukur dengan adanya pelatihan ini. Ia berharap dengan pelatihan tersebut dapat menambah pengetahuan kepada tenaga medis di setiap Puskesmas dengan cara mencegah dan mengatasi penderita stunting.
"Saya berharap dengan pelatihan ini, petugas kita dapat menambah pengetahuan. Bagaimana mengatasi masalah stunting di setiap wilayah mereka," harapnya. (awl/har)