Tak Berdaya di Tangan Tiga Lelaki, Inilah Pengakuan Bunga

Ilustrasi (foto: malukupos.com)
Polewali Mandar, fokusmetrosulbar.com- Satuan Reserse dan Kriminal Polsek Wonomulyo Polewali Mandar, saat ini tengah mengembangkan menyelidikan kasus perkosaan secara bergilran. Peristiwa itu terjadi Selasa (28/2) lalu, tepatnya di Kanussuang, Desa Pulliwa, Kecamatan Bulo, Kabupaten Polman.

Pelaku pemerkosaan diketahui bernama Mansur, sebelumnya dilaporkan ke Polsek Wonomulyo dengan laporan polisi nomor : LP / 33 / II / 2017/Sek Won. Mansyur kini akhirnya menyerahkan diri, ia mengakui perbuatan bejatnya ke Polsek Wonomulyo dan akan mempertanggung jawabkan perbuatannya. Namun, dua rekan Mansyur yang turut melakukan perbuatan tak senonoh itu hingga kini masih buron. Mereka adalah Hasanuddin dan Allang.

Kanit Reskrim Polsek Wonomulyo. Saharuddin menceritakan kronologi kejadian berdasarkan Berita Acara Penyelidikan (BAP) Polisi.

Ketika itu, pelaku Mansyur bertemu dengan seorang perempuan berstatus single. Namanya Bunga (samaran). Pertemuan itu terjadi di rumah Ani (saksi kejadian yang tak lain sahabat Bunga).

Kala itu, pelaku Mansyur yang kini berstatus tersangka mengajak Bunga hendak ke puncak sebuah bukit. Mereka menggunakan sepeda motor. Dibawalah Bunga ke sebuah rumah di kebun milik tersangka. Namun entah apa yang merasuki pikiran lelaki Mansyur sehingga ia tampak bringas sesampai di rumah kebun di atas puncak bukit itu. Pemerkosaan pun terjadi.

"Saya diajak ke kebun, sampai di sana di ajak ke sebuah rumah, di situlah dia melakukan," ungkap Bunga kepada penyidik Polsek Wonomulyo.

Sebelumnya Bunga menceritakan awal kejadian. Ketika Selasa (28/2) yang indah, sore tampak cerah, sekitar pukul 16.30 wita. Seperti biasa bunga akan mengantar kue pemesanan orang. Memang dia bekerja sebagai penjual kue pesanan. Di tengah jalan, ternyata motor yang dikenakan Bunga kehabisan bensin. Maka berhentilah di depan rumah Ani, rekannya.

“Saat itulah Mansur mendatangi saya dan mengatakan 'kenapa motorta'. Saya jawab ‘motorku kehabisan bensin'. Kemudian dia menawarkan untuk membonceng saya antar kue ke rumah yang memesan," urai Bunga kepada Polisi.

Mansyur pun mengantarnya ke rumah tujuan, pesanan kue orang. Usai mengantarkan kue, alih-alih Mansyur ternyata sudah mulai berniat miring.

"Dia membonceng saya kembali ke rumah Ani dan mengajak saya ke kebun," lanjut Bunga bersaksi.

"Untuk apa ke kebun," tanyaku saat itu.

"Dia bilang kita mau lihat dan ambil merica."

Maka berangkatlah keduanya ke kebun. Bunga juga menuturkan bahwa Mansyur juga ingin mengajaknya jalan-jalan di sekitar sana, di puncak.

Pelaku Mansyur (foto: ist/dok fms)
Di tengah jalan, Bunga sempat mendengar Mansyur menelpon. Dalam hatinya itu hal biasa saja, tak terpikirkan sesutu hal, kecuali ingin melihat kebun merica dan menikmati fanorama alam di atas puncak bersama Mansyur, orang yang ia sudah kenal baik.

"Kesini mako ada maka di sini,  di puncak sama dia," ujar Bunga menirukan Mansyur bicara lewat telpon genggam.

Setelah sampai di kebun, Bunga kembali memperjelas tujuannya. Iya, jawaban Mansyur sama seperti semula, untuk mengambil merica.

"Manami ini merica," tanya Bunga kemudian. Ketika itu Mansyur menjawab santai, "sini mi dulu kita puncak,"!

Akhirnya tanpa sadar Bunga diajak ke sebuah rumah kebun di atas puncak. Meski ia mengelak untuk masuk ke dalam rumah, namun ajak rayu dan paksaan Mansyur membuat bunga tak berdaya. Bunga lalu dipaksa Mansyur dengan menarik tangannya, dipeluk dan dibaringkan ke lantai yang terbuat dari papan. Korban (Bunga) jadi tak berdaya dibuat Mansyur sang pemilik kebun merica itu.

“Saya dibaringkan, ditindih dan tak bisa melawan," kenangnya.

Pelaku yang kian beringas akhirnya sukses melakukan apa yang dia inginkan, perlawanan yang dilakukan Bunga tak berarti apa-apa untuk memuaskan birahi sang lelaki Mansyur.

"Tangan saya dikunci, mulut ditutup, saya tidak kuat melawannya," kenang Bunga sedih.

Kelicikan pelaku tak sampai di situ, usai melakukannya maka datanglah seorang teman yang oleh Bunga sendiri tak kenal. Tidak dikenal sama sekali pria itu.

Rupanya itu, orang yang ditelpon Mansyur saat di jalan menuju puncak. Dia adalah rekannya sesama penggila wanita.

"Dia ajak temannya, kesinimako sudah maka’ saya. Sehingga temannya datang yang tidak saya kenal dan berdiri di depan saya melakukan hal yang sama di saat saya tak berdaya," urai Bunga sedih.

Dua rekan Mansyur turut "menikmati" Bunga saat itu. Mereka bak monster yang menakutkan dan sangat menjijikkan bagi Bunga.

"Begitu juga pelaku ketiga, dia datang dan melakukan perbuatan yang sama," terang Bunga ke Polisi seperti tertuang dalam BAP Polsek Wonomulyo.

Kendati Mansyur mengaku khilaf dan telah menyerahkan diri ke Polisi, namun nasi sudah menjadi bubur. Kini Bunga dilanda trauma bathin yang entah kapan berakhir. (har)

Related

POLMAN 3336247599449972592

Post a Comment

emo-but-icon

FOKUS METRO SULBAR

BERITA Populer Minggu Ini

item