STQ Majene Ditutup, Krisis Hafidz Perlu Perhatian Bersama

Majene, fokusmetrosulbar.com- Acara penutupan Seleksi Tilawatil Qur'an (STQ) kabupaten Majene resmi ditutup malam ini, Jum'at (17/3).

Usai dewan hakim mengumumkan hasil keputusan, terungkap bahwa di Kabupaten Majene tak punya banyak hafidz (penghafal) dan mufassir (penerjemah) Al-Qur'an.

Perwakilan dewan hakim, Drs. Mansyur S saat membacakan hasil keputusan mengatakan, terdapat dua cabang yang miskin peserta, yakni hafidz (penghapal) dan mufassir (penerjemah) Al-Qur'an.

"Untuk Tanzil Qur'an kategori 20 dan 30 juz pesertanya cuma satu orang. Begitu pun Tafsir Qur'an kategori bahasa Arab, pesertanya juga cuma satu orang," sebut Mansyur S.

Dikatakan Mansyur lebih lanjut, sesuai ketentuan, bila ada cabang lomba diikuti hanya satu peserta, maka nilainya akan menentukan posisi. Apabila nilai yang diperoleh mencapai standar nasional maka yang bersangkutan meraih juara dua. Bila nilai raihan di bawah angka nasional maka yang bersangkutan meraih juara tiga.

"Tidak ada juara satu, kalau peserta hanya satu orang," terang Mansyur.

Dari tiga kategori yang diikuti satu orang peserta, hanya kategori 20 juz yang mencapai nilai nasional, yaitu peserta utusan Banggae Timur atas nama Rahmat. Dengan demikian Rahmat dipastikan berhak ikut pada MTQ tingkat provinsi.

Menyoal terbatasnya hafidz dan mufassir Al-Qur'an di Majene, Kepala Kemenag Majene Adnan Nota mengatakan, hal tersebut harus menjadi perhatian bersama. "Baik pihak Kemenag maupun Pemkab Majene perlu bersama-sama memikirkan hal ini," kata Adnan dalam sambutannya.

Dikatakan Adnan, menjadi penghafal (hafidz/hafidzah) dan penerjemah (mufassir) bukan perkara yang mudah, karena itu harus dilakukan pembinaan yang intens.

"Kalau menghafal dan menerjemahkan itu memang tidak gampang. Itu sudah kelas ulama besar itu kalau hafalannya sampai 20 apalagi kalau 30, apalagi kalau mufassir. Tidak gampang menerjemahkan Al-Qur'an," terang Adnan Nota.

Karena itu, Adnan berharap agar ada kerjasama yang baik semua stakeholder Majene, khususnya Pemkab dan Kementerian Agama.

"Hafidz dan Mufassir ini harus dibina lewat pesanteren. Saya kira banyak pesanteren di Majene, seperti di Baruga," imbuh Adnan.

Menanggapi hal itu, Bupati Fahmi Massiara yang menyampaikan sambutan sebelum menutup STQ mengatakan, pihaknya mengaku siap melakukan pembinaan terhadap para calon Hafidz/Hafidzah dan Mufassir. Dia mengaku Pemda akan mengupayakan bantuan pembinaan demi untuk kemajuan agama dan syiar Islam di Bumi Assamalewuang.

"Kalau untuk dibina, dicarikan beasiswa insyah Allah Pemda boleh-boleh saja turut membantu," kata Fahmi Massiara.

Acara STQ resmi ditutup dengan pemukulan gong oleh Bupati Majene sekitar pukul 23.30 wita. Sebelumnya, dewan hakim telah membacakan hasil keputusan juri yang sifatnya mutlak dan tak dapat diganggu gugat.

Adapun pemenang pertama kategori tilawah pria (qari') dewasa adalah peserta dari Banggae Timur atas nama Kamaruddin, juara dua Muh. Said utusan kecamatan Ulumanda dan juara tiga Muh. Alwi dari kecamatan Pamboang. Untuk wanita (qari'ah) juara satu atas nama Masnah dari Tubo Sendana, juara dua Nursaidah asal Banggae Timur dan juara  tiga Syhaenab utusan kecamatan Banggae.

Para pemenang ini akan mewakili Majene pada MTQ tingkat Provinsi yang akan datang. (har)

Related

MAJENE 7766799124684935156

Post a Comment

emo-but-icon

FOKUS METRO SULBAR

BERITA Populer Minggu Ini

item
close
Pemilihan Serentak Kabupaten Majene