Lantang Kondosapata' Diresmikan, Donatus: Ini Tidak Ada Kaitannya dengan Politik
https://www.fokusmetrosulbar.com/2017/03/lantang-kondosapata-diresmikan-donatus.html
Mamasa, fokusmetrosulbar.com --Lantang Kondosapata' yang dibangun sebagai media komunikasi dan diskusi bagi kawula muda Mamasa, diresmikan Wakil Bupati Mamasa, Bonggalangi. Peresmian bertepatan dengan HUT Mamasa ke -15, Sabtu (11/3/17).
Donatus Marru yang merupakan pendiri Lantang Kondosapata' menyampaikan bahwa tujuannya membangun Lantang sebagai bentuk kerinduan dan konstribusi nyata bagi tanah kelahiran.
"Ini dibangun untuk memaknai kerinduan kami terhadap Mamasa. Dimana persoalan moralitas sudah mulai luntur sehingga perlu kembali direinkarnasi," sebutnya.
Ia menuturkan falsafah warisan nenek moyang yakni kondosapata wai sapalelean kini mudah diucapkan namun sudah tidak dimaknai.
Layak diketahui, kondosapata dalam bahasa daerah Mamasa berarti sepetak sawah atau lahan. Perumpamaan untuk menggambarkan wilayah kehadatan Mamasa secara keseluruhan dalam satu bingkai persatuan ibarat sepetak sawah yang luas.
"Lantang akan menjadi tempat beraudience, berdiskusi mencari solusi untuk membangun daerah. Di lantang tidak butuh banyak orang, cukup mereka yang satu visi untuk membangun Mamasa. Moralitas kita sebagai orang Mamasa sudah mulai luntur, seakan kita tidak memiliki daerah ini. Mamasa sudah dianugrahi kekayaan yang luar biasa tapi belum kita kelola dengan baik," tutur Donatus.
Beberapa hari sebelum peresmian, isu politik sempat mencuat terkait keberadaan Lantang Kondosapata'. Olehnya, melalui kesempatan itu, Donatus secara tegas menyampaikan bahwa lantang diresmikan tanpa ada unsur politik.
"Saya tegaskan ini tidak ada kaitannya dengan persoalan politik. Kami ingin betul-betul rindu mengembalikan harkat dan martabat warga Mamasa," tegasnya.
Dikatakan, untuk sebuah pesta demokrasi, kadang masyarakat memilih pemimpin bukan karena visinya ingin membangun masyarakat. Tapi kadang masyarakat memberi peluang pemimpin yang ingin menjatuhkan harkat martabat masyarakat daerah ini dengan uang.
"Memilih pemimpin bukan karena duit, tapi yang mau membangun Mamasa," ucapnya.
Donatus menutup sambutannya dengan sebuah pesan moral. "Tuhan tidak pernah bertanya sudah berapa jabatan yang anda tempati, tapi Dia bertanya sudah berapa orang kelaparan yang anda beri makan dan orang miskin yang anda tolong," pesannya.
Dalam acara tersebut dihadiri oleh Wakil Bupati Mamasa Bonggalangi, Ketua DPRD Mamasa Muhammadiyah Mansur, Wakil Ketua DPRD Mamasa Orsan Soleman, sejumlah anggota dewan lainnya, Sekum PPGTM Fiktor Parantang, tokoh hadat, sejumlah tokoh masyarakat dan sejumlah ormas kepemudaan serta tamu undangan lainnya. (klp/tfk).
Donatus Marru yang merupakan pendiri Lantang Kondosapata' menyampaikan bahwa tujuannya membangun Lantang sebagai bentuk kerinduan dan konstribusi nyata bagi tanah kelahiran.
"Ini dibangun untuk memaknai kerinduan kami terhadap Mamasa. Dimana persoalan moralitas sudah mulai luntur sehingga perlu kembali direinkarnasi," sebutnya.
Ia menuturkan falsafah warisan nenek moyang yakni kondosapata wai sapalelean kini mudah diucapkan namun sudah tidak dimaknai.
Layak diketahui, kondosapata dalam bahasa daerah Mamasa berarti sepetak sawah atau lahan. Perumpamaan untuk menggambarkan wilayah kehadatan Mamasa secara keseluruhan dalam satu bingkai persatuan ibarat sepetak sawah yang luas.
"Lantang akan menjadi tempat beraudience, berdiskusi mencari solusi untuk membangun daerah. Di lantang tidak butuh banyak orang, cukup mereka yang satu visi untuk membangun Mamasa. Moralitas kita sebagai orang Mamasa sudah mulai luntur, seakan kita tidak memiliki daerah ini. Mamasa sudah dianugrahi kekayaan yang luar biasa tapi belum kita kelola dengan baik," tutur Donatus.
Beberapa hari sebelum peresmian, isu politik sempat mencuat terkait keberadaan Lantang Kondosapata'. Olehnya, melalui kesempatan itu, Donatus secara tegas menyampaikan bahwa lantang diresmikan tanpa ada unsur politik.
"Saya tegaskan ini tidak ada kaitannya dengan persoalan politik. Kami ingin betul-betul rindu mengembalikan harkat dan martabat warga Mamasa," tegasnya.
Dikatakan, untuk sebuah pesta demokrasi, kadang masyarakat memilih pemimpin bukan karena visinya ingin membangun masyarakat. Tapi kadang masyarakat memberi peluang pemimpin yang ingin menjatuhkan harkat martabat masyarakat daerah ini dengan uang.
"Memilih pemimpin bukan karena duit, tapi yang mau membangun Mamasa," ucapnya.
Donatus menutup sambutannya dengan sebuah pesan moral. "Tuhan tidak pernah bertanya sudah berapa jabatan yang anda tempati, tapi Dia bertanya sudah berapa orang kelaparan yang anda beri makan dan orang miskin yang anda tolong," pesannya.
Dalam acara tersebut dihadiri oleh Wakil Bupati Mamasa Bonggalangi, Ketua DPRD Mamasa Muhammadiyah Mansur, Wakil Ketua DPRD Mamasa Orsan Soleman, sejumlah anggota dewan lainnya, Sekum PPGTM Fiktor Parantang, tokoh hadat, sejumlah tokoh masyarakat dan sejumlah ormas kepemudaan serta tamu undangan lainnya. (klp/tfk).