Ada Apotik Hidup di Mateng, Bagaimna Ceritanya ya?
https://www.fokusmetrosulbar.com/2017/03/ada-apotik-hidup-di-mateng-bagaimna.html
Mamuju Tengah, fokusmetrosulbar.com-- Petik pengalaman studi banding di Malang Desember 2016 lalu, Kepala Desa Kabubu Kecamatan Topoyo Mamuju Tengah terapkan apotik hidup atau kebun tanaman obat keluarga (Toga) di pekarangan rumah yang dikelola Kelompok Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) menjadi obat tradisional siap pakai.
Tidak hanya membuat kebun Toga, kelompok ibu-ibu yang diprakarsai Ketua Tim Penggerak PKK Desa Kabubu Nurani juga meramu hasil kebun menjadi obat-obatan tradisional.
Kepala Desa Kabubu Marjuni mengatakan, jika dirinya termotivasi saat melihat obat tradisional berbentuk bubuk dalam kemasan plastik terjual di salah satu apotik di Surabaya. Ia pun mencoba membeli untuk sampel di desa-nya.
Menurut Marjuni, uji coba membuat ramuan obat-obatan itu dilakukan sejak bulan Februari 2017, kelompok PKK di Desanya kelola hasil kebun toga melalui proses alami tanpa bahan pengawet. Meskipun saat ini masih uji coba namun Kades yakin obat tradisional buatan kelompok PKK akan terbukti khasiatnya dan akan dipasarkan setelah memiliki izin kesehatan.
"Saya sudah mencoba memperkenalkan obat ini dan ternyata banyak yang minat, tetapi kami belum berani memasarkan sebelum mendapat izin dari Dinas Kesehatan," ucap Marjuni.
Ketua PKK Nurani menambahkan, kebun toga di Desanya tanpa pupuk dan hanya menggunakan pupuk alamiah tanpa buatan kimia.
"Kami melarang ibu-ibu PKK gunakan pupuk kimia karena hasilnya untuk obat alami," kata perempuan yang juga berprofesi sebagai guru SD ini.
Kelompok PKK Desa Kabubu juga memiliki sumber daya manusia dari berbagai profesi, seperti perawat, kesehatan dan gizi sehingga tidak kesulitan meramu obat tradisional dari tanaman kunyit, temulawak, dan sebagainya sebagai bahan baku.
Kepala Desa menuturkan jika dirinya bermaksud mengembangkan usaha kelompok PKK melalui stimulan demi meningkatkan kreatifitas warga dan untuk kesehatan.
Sekedar diketahui selain obat-obatan Tim Penggerak PKK Desa Kabubu juga aktif membuat kerupuk ikan air tawar dan bedak hitam. (jml/har)
Tidak hanya membuat kebun Toga, kelompok ibu-ibu yang diprakarsai Ketua Tim Penggerak PKK Desa Kabubu Nurani juga meramu hasil kebun menjadi obat-obatan tradisional.
Kepala Desa Kabubu Marjuni mengatakan, jika dirinya termotivasi saat melihat obat tradisional berbentuk bubuk dalam kemasan plastik terjual di salah satu apotik di Surabaya. Ia pun mencoba membeli untuk sampel di desa-nya.
Menurut Marjuni, uji coba membuat ramuan obat-obatan itu dilakukan sejak bulan Februari 2017, kelompok PKK di Desanya kelola hasil kebun toga melalui proses alami tanpa bahan pengawet. Meskipun saat ini masih uji coba namun Kades yakin obat tradisional buatan kelompok PKK akan terbukti khasiatnya dan akan dipasarkan setelah memiliki izin kesehatan.
Berbagai jenis obat tradisional rapuan PKK Kabubu (foto: Jamal/fms) |
Ketua PKK Nurani menambahkan, kebun toga di Desanya tanpa pupuk dan hanya menggunakan pupuk alamiah tanpa buatan kimia.
"Kami melarang ibu-ibu PKK gunakan pupuk kimia karena hasilnya untuk obat alami," kata perempuan yang juga berprofesi sebagai guru SD ini.
Kelompok PKK Desa Kabubu juga memiliki sumber daya manusia dari berbagai profesi, seperti perawat, kesehatan dan gizi sehingga tidak kesulitan meramu obat tradisional dari tanaman kunyit, temulawak, dan sebagainya sebagai bahan baku.
Kepala Desa menuturkan jika dirinya bermaksud mengembangkan usaha kelompok PKK melalui stimulan demi meningkatkan kreatifitas warga dan untuk kesehatan.
Sekedar diketahui selain obat-obatan Tim Penggerak PKK Desa Kabubu juga aktif membuat kerupuk ikan air tawar dan bedak hitam. (jml/har)