Tiap Hari Dilewati Angkut Sawit, Jembatan Ini Butuh Perhatian Pemkab Matra
https://www.fokusmetrosulbar.com/2017/02/tiap-hari-dilewati-angkut-sawit.html
Mamuju Utara, fokusmetrosulbar.com- Jembatan yang digunakan untuk menyebrangi sungai Barubu dusun Bulutao desa Kulu Mamuju Utara, kini sudah tak layak digunakan lagi. Padahal jembatan ini merupakan jembatan jalur utama warga desa setempat dalam menjalankan aktivitasnya.
Saat ini, jembatan tersebut sudah lapuk. Awalnya, saat baru dibangun, jembatan tersebut menggunakan kayu jati namun sekarang diganti dengan irisan batang kelapa.
"Sekarang ini sudah rusak, saya lewat di situ jalan, terasa gemetar," tutur Acho N, kepala desa setempat.
Acho menambahkan, jembatan itu digunakan sehari-hari oleh masyarakat untuk mengangkut Tandan Buah Segar (TBS) sawit ke tempat penyimpanan hasil (TPH), walaupun hanya berfungsi sebagai penghubung karena tak dapat dilalui oleh kendaraan roda dua atau roda empat.
Terkait pembangunan jembatan itu, Acho akan mengusulkan ke Pemkab Matra dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrembang) yang digelar di Kecamatan Lariang dengan harapan dapat terealisasi tahun 2017.
"Sebenarnya saya bisa anggarkan pada dana desa (DD), tetapi terlalu besar anggaran yang dibutuhkan, maka dari itu, saya usulkan pada saat musrembang," Kades Kalu ini. (ind/har)
Saat ini, jembatan tersebut sudah lapuk. Awalnya, saat baru dibangun, jembatan tersebut menggunakan kayu jati namun sekarang diganti dengan irisan batang kelapa.
"Sekarang ini sudah rusak, saya lewat di situ jalan, terasa gemetar," tutur Acho N, kepala desa setempat.
Acho menambahkan, jembatan itu digunakan sehari-hari oleh masyarakat untuk mengangkut Tandan Buah Segar (TBS) sawit ke tempat penyimpanan hasil (TPH), walaupun hanya berfungsi sebagai penghubung karena tak dapat dilalui oleh kendaraan roda dua atau roda empat.
Terkait pembangunan jembatan itu, Acho akan mengusulkan ke Pemkab Matra dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrembang) yang digelar di Kecamatan Lariang dengan harapan dapat terealisasi tahun 2017.
"Sebenarnya saya bisa anggarkan pada dana desa (DD), tetapi terlalu besar anggaran yang dibutuhkan, maka dari itu, saya usulkan pada saat musrembang," Kades Kalu ini. (ind/har)