Lihat...!!! Bocah-bocah Ini Kerap Jadi Maling di Puskot Majene

Majene, fokusmetrosulbar.com- Teka-teki hilang sejumlah barang milik pedagang tokoh di Pusat Pertokoan (Puskot) Majene akhir terungkap sudah. Pada Minggu (26/2) dini hari, empat pelaku pencurian yang kerap beraksi di Puskot Majene berhasil diungkap Polisi. Namun ironisnya, dari keempat pelaku tersebut ternyata semuanya masih berusia dini alias bocah-bocah di bawah umur.

Berdasarkan rilis Polisi Resort Majene, penangkapan empat pelaku pencurian itu terjadi sekitar pukul 04.00 wita. Keempat pelaku tertangkap tangan sedang beraksi di Puskot lingkungan Battayang Kelurahan Banggae Kecamatan Banggae Kota Majene.

"Pelaku yang tertangkap sudah diserahkan ke KSPKT Polres Majene," terang Rijal, humas Polres Majene dalam rilisnya yang diterima fokusmetrosulbar.com, Minggu (26/2) petang.

Adapun keempat pelaku, masing-masing GL (14) adalah pelajar kelas 1 SMP, AS (10) murid kelas 6 SD, SR (10) dan NS (9) murid kelas 4 SD.

Dari hasil interogasi Polisi, para pelaku menjelaskan, masih ada pelaku lain yang ikut terlibat dalam setiap aksi mereka. Dua orang yang disebutkan turut terlibat dalam kasus ini yakni WH (15) yang juga seorang pelajar, serta RZ (10).

Keterangan lainya yang berhasil diungkap Polisi, para pelaku mengaku, sudah melakukan aksi pencurian beberapa kali. Diantaranya di toko alat nelayan milik Farhan dengan menggasak sekitar Rp 2,5 juta, aksi kedua tempat yang sama (di toko alat nelayan milik Farhan) dengan kerugian Rp. 1 juta, ketiga masih di toko yang sama  denga total kerugian Rp 1 juta, serta aksi ke empat di toko milik Hj. Farida. Naas, pada saat melakukan aksi keempat, para pelaku akhirnya tertangkap tangan pihak kepolisian.

Pelaku Juga Beraksi di Pasar Sentral

Selain di Puskot, keempat pelajar usia dini itu juga mengakui sering jadi maling dan melakukan pencurian di Pasar Sentral Majene. Para pelaku biasanya melakukan aksinya pada Minggu dini hari sekitar pukul 02:00 s/d pukul 03:30 Wita dikala orang sedang tidur lelap.

Dari keterangan mereka, WH disebut sebagai otak dari aksi bocah-bocah itu. Sementra yang lain berperan sebagai mata-mata dan ada juga sebagai pembantu. Hasil pencurian mereka bagi secara tidak merata. Misalnya GL setiap melakukan aksinya dihadiahi Rp.100 ribu dan yang lainnya hanya mendapat Rp.10 sampai Rp.20 ribu saja. Sisanya diambil oleh WH, yang mereka sebut otak pencurian itu. Sayang hingga saat ini WH dan rekan lainnya, RZ belum ditemukan.

Keempat pelaku mengaku dari hasil yang didapat digunakan beragam, ada yang pakai untuk beli pakaian, biaya internetan di warnet dan juga makanan. (har)

Related

MAJENE 8833935463083349698

Post a Comment

emo-but-icon

FOKUS METRO SULBAR

BERITA Populer Minggu Ini

item