Uwe' Aras Disebut Berjasa Dalam Pengembangan Perkebunan Sawit di Tobadak
https://www.fokusmetrosulbar.com/2017/01/uwe-aras-disebut-berjasa-dalam_3.html
MATENG, fokusmetrosulbar.com - Perkebunan sawit yang dikelola PT Wahana Karya Sejahtera Mandiri (WKSM) Plasma di Villa Rumbia Sumombang Rawa Indah Desa Tobadak Kecamatan Tobadak, Mamuju Tengah, memasuki masa panen.
Bupati Mateng HM Aras Tammauni ikut bergabung melakukan penen sawit perdana pagi tadi, Senin (2/1/2017). Mengapa tidak, perkebunan sawit diatas lahan seluas 1.500 hektar itu, ternyata bekas tangan Uwe Aras, sapaan akrab bupati. "Seingat saya penanaman tahun 2013 lalu Uwe turut hadir dan saat itu beliau masih kepala Desa Tobadak," kata Manager WKSM Surahman.
Menurut Surahman, total lahan yang dikelola PT WKSM sudah mencapai 3.000 hektar. Pengelolaan lahan dilakukan secara bertahap dari tahun 2013, 2014 dan penanaman terakhir 2016. Dalam masa itu WKSM sempat terancam gagal, namun berkat petunjuk dan bantuan Uwe Aras akhirnya perkebunan sawit itu dapat berlanjut. Perusahaan kemudian membangun kemitraan bersama masyarakat petani sawit melalui kelompok tani. "Alhamdulillah kegiatan berbasis rakyat yang kita bina bersama Uwe kini sudah mulai panen," ucap Surahman, menutup sambutannya.
Panen perdana ditandai dengan pemotongan nasi tumpeng oleh bupati, lalu dilanjutkan pemotongan buah. HM Aras tampak terlihat girang menyaksikan buah sawit yang melimpah di Tobadak. Ia berharap perkebunan sawit yang telah memasuki masa panen dapat mengangkat kesejahteraan warga didaerah itu. Kemitraan petani yang dibangun bersama perusahaan sekiranya dipelihara dengan baik. "Jaga persatuan dan kesatuan sesuai budaya masyarakat Mateng yang masih memiliki toleransi dan etika," pinta Uwe Aras.
Dijelaskan Uwe, sebelumnya lahan sawit tersebut dikelola oleh PT Hayam Wuruk. Perusahaan tersebut kemudian beralih status menjadi PT Amalia atas izin pemerintah. Olehnya jika dibelakang hari terdapat masalah soal lahan itu, dirinya siap menyelesaikan. "Jika tanah bermasalah silahkankan saja adukan ke mantan kades (Uwe Aras,red) ya, tapi kalau soal harga sawit silahkan ke WKSM," ujarnya.
Kehadiran bupati di Tobadak sekaligus memberikan motivasi kepada warga setempat. Ditegaskan bahwa setiap warga yang bermukin di Mateng harus memiliki lahan dua hektar. Harapan itu Ia titipkan kepada seluruh kepala desa se Mateng. "Jika ada warga di Mateng ini tidak memiliki lahan sedikitnya dua hektar, kadesnya silahkan mundur," tegas Uwe'.
Sementara itu, jajaran Polri dan TNI menyatakan siap membantu jika dibutuhkan warga. Khususnya dalam hal keamanan ketika terjadi kendala. Hal ini ditegaskan Kapolsek Tobadak Rahardian B Trisna dan Komandan Rayon Militer (Danramil) Budong-Budong Kapten Inf Muhtar disela sambutannya. (jml/riz)
Bupati Mateng HM Aras Tammauni ikut bergabung melakukan penen sawit perdana pagi tadi, Senin (2/1/2017). Mengapa tidak, perkebunan sawit diatas lahan seluas 1.500 hektar itu, ternyata bekas tangan Uwe Aras, sapaan akrab bupati. "Seingat saya penanaman tahun 2013 lalu Uwe turut hadir dan saat itu beliau masih kepala Desa Tobadak," kata Manager WKSM Surahman.
Menurut Surahman, total lahan yang dikelola PT WKSM sudah mencapai 3.000 hektar. Pengelolaan lahan dilakukan secara bertahap dari tahun 2013, 2014 dan penanaman terakhir 2016. Dalam masa itu WKSM sempat terancam gagal, namun berkat petunjuk dan bantuan Uwe Aras akhirnya perkebunan sawit itu dapat berlanjut. Perusahaan kemudian membangun kemitraan bersama masyarakat petani sawit melalui kelompok tani. "Alhamdulillah kegiatan berbasis rakyat yang kita bina bersama Uwe kini sudah mulai panen," ucap Surahman, menutup sambutannya.
Panen perdana ditandai dengan pemotongan nasi tumpeng oleh bupati, lalu dilanjutkan pemotongan buah. HM Aras tampak terlihat girang menyaksikan buah sawit yang melimpah di Tobadak. Ia berharap perkebunan sawit yang telah memasuki masa panen dapat mengangkat kesejahteraan warga didaerah itu. Kemitraan petani yang dibangun bersama perusahaan sekiranya dipelihara dengan baik. "Jaga persatuan dan kesatuan sesuai budaya masyarakat Mateng yang masih memiliki toleransi dan etika," pinta Uwe Aras.
Dijelaskan Uwe, sebelumnya lahan sawit tersebut dikelola oleh PT Hayam Wuruk. Perusahaan tersebut kemudian beralih status menjadi PT Amalia atas izin pemerintah. Olehnya jika dibelakang hari terdapat masalah soal lahan itu, dirinya siap menyelesaikan. "Jika tanah bermasalah silahkankan saja adukan ke mantan kades (Uwe Aras,red) ya, tapi kalau soal harga sawit silahkan ke WKSM," ujarnya.
Kehadiran bupati di Tobadak sekaligus memberikan motivasi kepada warga setempat. Ditegaskan bahwa setiap warga yang bermukin di Mateng harus memiliki lahan dua hektar. Harapan itu Ia titipkan kepada seluruh kepala desa se Mateng. "Jika ada warga di Mateng ini tidak memiliki lahan sedikitnya dua hektar, kadesnya silahkan mundur," tegas Uwe'.
Sementara itu, jajaran Polri dan TNI menyatakan siap membantu jika dibutuhkan warga. Khususnya dalam hal keamanan ketika terjadi kendala. Hal ini ditegaskan Kapolsek Tobadak Rahardian B Trisna dan Komandan Rayon Militer (Danramil) Budong-Budong Kapten Inf Muhtar disela sambutannya. (jml/riz)