Tak Ada Supir Ambulance, Jenazah Tertahan di RSUD Kondosapata'
https://www.fokusmetrosulbar.com/2017/01/tak-ada-supir-ambulance-jenasah.html
Mamasa, fokusmetrosulbar.com - Pelayanan Rumah Sakit Daerah (RSUD) Kondosapata' Mamasa kembali dikeluhkan warga. Keluarga Warga Lumbatu, Lena (65) yang meninggal pada pukul 05.30 Wita menyesalkan tidak adanya supir mobil ambulance saat warga akan membawa jenazah anggota keluarganya.
Pihak keluarga almarhumah berkomunikasi dengan pihak rumah sakit namun tidak ada solusi yang diberikan. Alasannya hanya tidak ada sopir yang siap mengantarkan jenasah pulang sementara beberapa unit mobil ambilance terlihat terparkir di garasi.
Akhirnya pihak keluarga terpaksa berupaya sendiri untuk mencari mobil ambulance dengan menghubungi Puskesmas Mamasa. Beruntung, pihak Puskesmas Mamasa dapat menyediakan mobil jenazah setelah tiga jam jenazah terbaring kaku di ruang perawatan RSUD Kondosapata.
Salah seorang keluarga almarhumah, Fendi saat dikonfirmasi mengaku sangat kecewa dengan pelayanan pihak RSUD Kondosapata khususnya kesiapan mobil ambulance dan sopirnya.
"Seharusnya ambulance dan sopirnya selalu stand by di rumah sakit, mereka kan digaji, kalau tidak bisa kerja sebaiknya dipecat saja dan cari orang lain yang mau kerja," kesal, Senin (16/1/17).
Ia meminta kepada pihak RSUD mulai dari direktur sampai staf agar profesional dalam menjalankan tugas. "Mereka sudah digaji oleh Negara memakai uang rakyat, dan makan dari uang rakyat untuk melayani rakyat, kenapa urus sopir saja susah," pintanya
Fendi berharap pemda Mamasa mengevaluasi pengelolaan RSUD Kondosapata' kedepan demi pelayanan yang baik kepada masyarakat.
"Kalau tidak bisa memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat, lebih baik ganti saja pengelolanya dan berikan kepada orang yang lebih profesional. Ini rumah sakit sudah besar, tapi apa gunanya besar kalau pelayanannya seperti ini?. Lalu bagaimana kalau ada pasien yang harus dirujuk tiba-tiba ke daerah lain?. Bupati harus evaluasi keprofesionalan pengelolaan rumah sakit ini," harapnya.(klp) (foto net)
Pihak keluarga almarhumah berkomunikasi dengan pihak rumah sakit namun tidak ada solusi yang diberikan. Alasannya hanya tidak ada sopir yang siap mengantarkan jenasah pulang sementara beberapa unit mobil ambilance terlihat terparkir di garasi.
Akhirnya pihak keluarga terpaksa berupaya sendiri untuk mencari mobil ambulance dengan menghubungi Puskesmas Mamasa. Beruntung, pihak Puskesmas Mamasa dapat menyediakan mobil jenazah setelah tiga jam jenazah terbaring kaku di ruang perawatan RSUD Kondosapata.
Salah seorang keluarga almarhumah, Fendi saat dikonfirmasi mengaku sangat kecewa dengan pelayanan pihak RSUD Kondosapata khususnya kesiapan mobil ambulance dan sopirnya.
"Seharusnya ambulance dan sopirnya selalu stand by di rumah sakit, mereka kan digaji, kalau tidak bisa kerja sebaiknya dipecat saja dan cari orang lain yang mau kerja," kesal, Senin (16/1/17).
Ia meminta kepada pihak RSUD mulai dari direktur sampai staf agar profesional dalam menjalankan tugas. "Mereka sudah digaji oleh Negara memakai uang rakyat, dan makan dari uang rakyat untuk melayani rakyat, kenapa urus sopir saja susah," pintanya
Fendi berharap pemda Mamasa mengevaluasi pengelolaan RSUD Kondosapata' kedepan demi pelayanan yang baik kepada masyarakat.
"Kalau tidak bisa memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat, lebih baik ganti saja pengelolanya dan berikan kepada orang yang lebih profesional. Ini rumah sakit sudah besar, tapi apa gunanya besar kalau pelayanannya seperti ini?. Lalu bagaimana kalau ada pasien yang harus dirujuk tiba-tiba ke daerah lain?. Bupati harus evaluasi keprofesionalan pengelolaan rumah sakit ini," harapnya.(klp) (foto net)