Peta Desa Berbasis Partisipatif Masyarakat Dilaunching
https://www.fokusmetrosulbar.com/2016/11/peta-desa-berbasis-partisipatif.html
Penandatanganan batas desa oleh Camat Budong Budong Hj Najir. Foto Jamal Tanniewa
MATENG, FMS - Pemerintah pusat menilai peningkatan laju pertumbuhan penduduk di Indonesia masih berbanding terbalik dengan peningkatan kesejahteraan. Saat ini kesejahteraan masyarakat ditingkat desa masih identik dengan kemiskinan, tertinggal dan terisolir. Sementara perkembangan jumlah desa terus mengalir, hanya dalam kurun waktu tiga tahun di negeri ini bertambah 1.151 desa.
Menurut Kepala Sub Bidang Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup, Bappeda Mateng, R Wiwin Atmaja ST MT, kondisi ini membutuhkan konsep strategis dalam membuat perencanaan tata ruang desa. Tentu saja pemetaan desa harus ditunjang ketersediaan data dan informasi spasial. "Ini akan terwujud jika melibatkan partisipasi masyarakat," kata Wiwin saat mengantarkan materi pemetaan desa berbasis partisipatif masyarakat yang dilounching di aula Bappeda, Rabu (16/11/2016).
Disebutkan bahwa jumlah desa dalam data Permendagri Nomor 39 tahun 2015 tercatat sebanyak 74.093. Sedangkan tiga tahun sebelumnya yakni tahun 2012, desa di Indonesia hanya berjumlah 72.942. Peningkatan signifikan itu dipandang perlu didukung peta perencanaan tata ruang desa untuk mengawal perencanaan pembangunan. "Itu sebabnya kami terinspirasi menggagas pembuatan peta berbasis partisipatif masyarakat," jelasnya.
Ia menilai, keterlibatan masyarakat dalam pemetaan desa sangatlah penting untuk melahirkan peta berkualitas. Olehnya masyarakat setempat diberikan peran dan porsi masing masing ketika membuat peta percontohan di Desa Babana Kecamatan Budong Budong. Kegiatan tersebut, menurut Wiwin, sangat membantu dalam mendorong dan meningkatkan tata kelola yang demokratis. Hal itu dibuktikan setelah menampilkan perbandingan peta desa sebelum dan setelah memiliki data akurat berdasarkan partisipasi masyarakat. "Peta ini sangat tepat dan pasti untuk dijadikan acuan dalam membuat perencanaan pembangunan," ujarnya.
Kata Wiwin, sampel pembuatan peta berbasis partisipatif masyarakat di Desa Babana merupakan terobosan paradigma yang akan menggeser pola pembangunan dari pusat menuju penguatan daerah pinggiran. Sebagaimana pedoman visi RPJMD Kabupaten Mateng 2016-2021, menarget terwujudnya kemandirian daerah dalam bingkai Lalla Tassisara melalui gerakan bersama membangun Mamuju Tengah untuk meningkatkan Kesejahteraan masyarakat 2021.
Lounching pemetaan desa berbasis partisipasif masyarakat, dihadiri Kepala Bappeda Mateng Drs Sigit Dwihastono, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Rahmat Syam, para camat dan segenab kepala desa se Mateng. (jamal/riz)