Dua WNI Asal Majene Diduga Disandra Kelompok Militan Abu Sayyaf
https://www.fokusmetrosulbar.com/2016/11/dua-wni-asal-majene-diduga-disandra.html
MAJENE, FMS - Aksi penculikan kembali terjadi pada warga negara Indonesia (WNI), di perairan laut Saba, Malaysia, Sabtu Malam (19/11/2016).
Informasi dihimpun wartawan Fokus Metro Sulbar, kedua korban penculikan bernama Safaruddin (45) warga Dusun Poniang Desa Tallu Banua Kecamatan Sendana, dan Sawal (40) warga Deking Kecamatan Malunda, Majene, Sulawesi Barat (Sulbar).
Keduanya adalah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di salah satu perusahaan penangkap ikan di Saba, Malaysia.
"Safaruddin bekerja di sebuah perusahaan swasta disana. Orang sana menyebutnya kapal lengkong (kapal penjaring. Red)," ungkap Asdar, kakak ipar Safaruddin, via ponsel Minggu (20/11/2016).
Berdasarkan informasi yang diterima Asdar, dari rekan kerja korban yang berhasil selamat atas peristiwa itu, peristiwa terjadi sekira pukul 20.00 waktu setempat. Awalnya, korban bersama belasan rekannya berangkat untuk menjaring ikan, baru saja berlabuh ditengah laut, seketika sebuah kapal asing mendekati kapal mereka.
Sejumlah awak kapal yang mengetahui bahwa kapal yang mendekat adalah kapal perompak, bergegas untuk menyelamatkan diri dengan bersembunyi. Kedua korban Safaruddin dan Sawal sempat diinstruksikan oleh rekan rekannya untuk ikut bersembunyi. Namun, sebelum kedua korban sempat bersembunyi, kapal perompak sudah merapat ke kapal nelayan. Kedua korban yang tak sempat melarikan diri itu pun ditangkap dan dibawa oleh perompak.
"Safaruddin dan Sawal sudah diberi tahu bahwa itu kapal perompak, tapi rekan kerjanya tidak tahu kenapa Safaruddin dan Sawal tidak bersembunyi," ungkapnya, mengutip perkataan rekan kerja korban yang menelpon.
Hingga siang tadi, Asdar mengaku telah menerima telepon dari Konsulat Indonesia di Malaysia bahwa salah satu keluarganya telah diculik di perairan laut Malaysia.
"Konsulat mengimformasikan kalau keluarga kami diculik perompak di Malaysia. Ia mengatakan, kalau sejauh ini belum ada permintaan tebusan dari siapa pun. Jadi, kalau ada telpon ke kami atas nama penculik, agar segera menginformasikannya segera," katanya.
Asdar yang juga pernah bekerja di salah satu perusahaan yang sama di Saba Malaysia, menduga bahwa aksi penculikan itu dilakukan oleh kelompok militan Abu Sayyaf, lantaran sejumlah penculikan sebelumnya terjadi di perairan itu.
Atas kejadian yang menimpa adik iparnya itu, Asdar mengaku telah melaporkannya ke Polres Majene hingga ke Polda Sulbar.(Tfk).(foto ilustrasi)
Informasi dihimpun wartawan Fokus Metro Sulbar, kedua korban penculikan bernama Safaruddin (45) warga Dusun Poniang Desa Tallu Banua Kecamatan Sendana, dan Sawal (40) warga Deking Kecamatan Malunda, Majene, Sulawesi Barat (Sulbar).
Keduanya adalah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di salah satu perusahaan penangkap ikan di Saba, Malaysia.
"Safaruddin bekerja di sebuah perusahaan swasta disana. Orang sana menyebutnya kapal lengkong (kapal penjaring. Red)," ungkap Asdar, kakak ipar Safaruddin, via ponsel Minggu (20/11/2016).
Berdasarkan informasi yang diterima Asdar, dari rekan kerja korban yang berhasil selamat atas peristiwa itu, peristiwa terjadi sekira pukul 20.00 waktu setempat. Awalnya, korban bersama belasan rekannya berangkat untuk menjaring ikan, baru saja berlabuh ditengah laut, seketika sebuah kapal asing mendekati kapal mereka.
Sejumlah awak kapal yang mengetahui bahwa kapal yang mendekat adalah kapal perompak, bergegas untuk menyelamatkan diri dengan bersembunyi. Kedua korban Safaruddin dan Sawal sempat diinstruksikan oleh rekan rekannya untuk ikut bersembunyi. Namun, sebelum kedua korban sempat bersembunyi, kapal perompak sudah merapat ke kapal nelayan. Kedua korban yang tak sempat melarikan diri itu pun ditangkap dan dibawa oleh perompak.
"Safaruddin dan Sawal sudah diberi tahu bahwa itu kapal perompak, tapi rekan kerjanya tidak tahu kenapa Safaruddin dan Sawal tidak bersembunyi," ungkapnya, mengutip perkataan rekan kerja korban yang menelpon.
Hingga siang tadi, Asdar mengaku telah menerima telepon dari Konsulat Indonesia di Malaysia bahwa salah satu keluarganya telah diculik di perairan laut Malaysia.
"Konsulat mengimformasikan kalau keluarga kami diculik perompak di Malaysia. Ia mengatakan, kalau sejauh ini belum ada permintaan tebusan dari siapa pun. Jadi, kalau ada telpon ke kami atas nama penculik, agar segera menginformasikannya segera," katanya.
Asdar yang juga pernah bekerja di salah satu perusahaan yang sama di Saba Malaysia, menduga bahwa aksi penculikan itu dilakukan oleh kelompok militan Abu Sayyaf, lantaran sejumlah penculikan sebelumnya terjadi di perairan itu.
Atas kejadian yang menimpa adik iparnya itu, Asdar mengaku telah melaporkannya ke Polres Majene hingga ke Polda Sulbar.(Tfk).(foto ilustrasi)