Berburu Masapi Peluang Bisnis Yang Menjanjikan

Moa alias ikan sidat atau jenis belut yang lebih dikenal dengan nama Masapi, kini banyak diburu warga di Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat.

Laporan : 
JAMAL TANNIEWA 
Reporter FMS Mateng 

Kelompok ikan air tawar bernama latin monopterus albus yang memiliki tubuh panjang menyerupai ular itu, sangat potensi menjadi peluang bisnis. Berburu Masapi juga dijadikan petani sebagai penghasilan tambahan. Seperti yang dilakoni seorang warga asal Dusun Manurung Desa Tobadak Kecamatan Tobadak Suharman. Pria 40 tahun itu mengaku sudah lima tahun menekuni pekerjaan tersebut. Setiap pagi dan sore Ia selipkan waktu untuk mengontrol dan memasang kembali belasan perangkap yang dirakitannya sendiri, disepanjang Sungai Topoyo. Waktu itu digunakan saat menuju kebun dan setelah pulang mengolah ladang miliknya.   

Hasil tangkapan Ia tampung selama sepekan namun harus dipastikan tetap hidup. Sebab pedagang hanya membeli Masapi yang bernyawa dan sehat. Dia biasanya mengumpulkan belasan ekor dengan bobot 10 kilogram. Moa hasil buruannya kemudian dijual kepada pedagang asal Makassar, Sulsel, dengan harga Rp60 ribu perkilogram. Lumayan, ayah beranak tujuh itu dapat meraup untung Rp600 ribu dalam sepekan. 

Banjir yang melanda wilayah Mateng pekan ini, justru memberikan keuntungan besar bagi Suharman. Hanya dalam tujuh hari Ia berhasil menangkap puluhan ekor Masapi dengan berat 50 kilogram. Pengalaman itu, diakui Suharman belum pernah didapatkan sejak lima tahun terakhir. "Makanya saya sangat bersyukur meskipun harga Masapi saat ini sedang anjlok," ungkapnya.      

Rusdani, istri Suharman pun terlihat girang menerima harga penjualan Moa yang mencapai Rp3 juta. Wanita 40 tahun itu tidak menyangka hasil tangkapan kali ini lebih banyak dari biasanya. Selama ini buruan suaminya paling banyak 10 kilogram dalam sepekan. "Rp600 ribu saja kita syukuri, apalagi mencapai Rp3 juta," ucapnya girang. 

Bakri, pedagang Masapi asal Makassar turut gembira melihat hasil tangkapan Suharman yang melimpah. Masapi itu akan dibawa ke Makassar untuk diperiksa di laboratorium. Jika dipasktikan bebas dari virus akan di kirim ke Jakarta untuk di ekspor ke Jepang, Cina dan beberapa negara lain. Permintaan Masapi belakangan ini cukup banyak, tapi harus diterima dalam kondisi hidup dan bebas dari penyakit. "Selain untuk konsumsi, ikan Sidat tersebut digunakan sebagai bahan obat disana," jelas Bakri.       

Bisnis Masapi, kata Bakri Ia lakoni sejak tahun 1995. Tetapi beberapa tahun terakhir sudah banyak pesaing karena tergiur dengan pekerjaan tersebut. Sebab itu Ia memperluas relasi hingga ke Sulbar. Pembelian Masapi dilakukan sekali sepekan sampai ke Pasangkayu, Mamuju Utara. Ia menggunakan kotak gabus agar belut yang dibeli tetap bertahan hidup sampai ke Makassar. (*)

Related

MATENG 2020718170923541519

Post a Comment

  1. Bermanfaat gan artikelnya, bagi yang ingin membuka bisnis menguntungkan dengan modal kecil bisa mengunjungi http://www.listrikmart.com/page/paket-usaha.html di sana terdapat usaha yang sangat mudah untuk dijalankan bagi siapa saja

    ReplyDelete

emo-but-icon

FOKUS METRO SULBAR

BERITA Populer Minggu Ini

item
close
Pemilihan Serentak Kabupaten Majene