SMA YPPP Wonomulyo Kekurangan Insentif Guru, Berharap Dapat Bantuan Pemprov
https://www.fokusmetrosulbar.com/2016/10/sma-yppp-wonomulyo-kekurangan-insentif.html
POLMAN, FMS - SMA YPPP Wonomulyo salah satu sekolah swasta yang berprestasi, dan terus aktif dalam mengikuti setiap lomba yang diselenggarana oleh Dinas Pendidikan (Disdik).
Sudah empat tahun berturut turut masuk empat besar lomba wawasan kebangsaan. Namun setiap tiba pemberian insentif guru honorernya pihak sekolah terus dipusingkan akibat dana yang tidak mencukupi.
Guna menyukseskan proses belajar mengajar, pihak sekolah terus berupaya memberdayakan honorernya dan rela mencari dana tambahan.
Penanggung jawab SMA YPPP Wonomulyo Drs.H.Jamaluddin M.Si mengaku, selama ini setiap tiba masa gajian terus minus sebab dana yang diberikan pemerintah kabupaten hanya Rp10.000 perjam akibatnya sekolah kekurangan Rp.20.000.000.
"Keluhan setiap sekolah swasta, rata rata persoalan pembayaran gaji honorer dan saat ini kita juga telah mangajukan ke Pemerintah Provinsi terkait masalah ini. Kita berharap agar ada perhatian serius dari Pemerintah Provinsi," ujar Jamaluddin, Sabtu (15/10/2016).
Jamaluddin termasuk pejuang pendidikan, walau telah pensiun dan tidak digaji namun terus aktif mengembangkan sekolah demi kemajuan dunia pendidikan di Indonesia khususnya di Polewali Mandar (Polman).
"Mudah mudahan pihak provinsi dapat mendengarkan keluhan kami agar kita juga dapat berjalan seperti sekolah sekolah Negeri pada umumnya. Sekolah ini tidak terlalu ketinggalan, maksudnya setiap kali ada perlombaan kita pun terus turut ambil bagian didalamnya," imbuhnya. (Sbr)
Sudah empat tahun berturut turut masuk empat besar lomba wawasan kebangsaan. Namun setiap tiba pemberian insentif guru honorernya pihak sekolah terus dipusingkan akibat dana yang tidak mencukupi.
Guna menyukseskan proses belajar mengajar, pihak sekolah terus berupaya memberdayakan honorernya dan rela mencari dana tambahan.
Penanggung jawab SMA YPPP Wonomulyo Drs.H.Jamaluddin M.Si mengaku, selama ini setiap tiba masa gajian terus minus sebab dana yang diberikan pemerintah kabupaten hanya Rp10.000 perjam akibatnya sekolah kekurangan Rp.20.000.000.
"Keluhan setiap sekolah swasta, rata rata persoalan pembayaran gaji honorer dan saat ini kita juga telah mangajukan ke Pemerintah Provinsi terkait masalah ini. Kita berharap agar ada perhatian serius dari Pemerintah Provinsi," ujar Jamaluddin, Sabtu (15/10/2016).
Jamaluddin termasuk pejuang pendidikan, walau telah pensiun dan tidak digaji namun terus aktif mengembangkan sekolah demi kemajuan dunia pendidikan di Indonesia khususnya di Polewali Mandar (Polman).
"Mudah mudahan pihak provinsi dapat mendengarkan keluhan kami agar kita juga dapat berjalan seperti sekolah sekolah Negeri pada umumnya. Sekolah ini tidak terlalu ketinggalan, maksudnya setiap kali ada perlombaan kita pun terus turut ambil bagian didalamnya," imbuhnya. (Sbr)