Jenuh Menunggu Air Tak Surut, Warga Manfaatkan Banjir Sebagai Arena Lomba Perahu
https://www.fokusmetrosulbar.com/2016/10/mateng-fms-puluhan-hektar-lahan-milik.html
MATENG, FMS - Puluhan hektar lahan milik warga di Desa Barakkang Kecamatan Budong Budong Kabupaten Mamuju Tengah, terendam air sejak beberapa hari terakhir. Kondisi ini menyebabkan aktivitas petani lumpuh total.
Untuk menghilangkan kejenuhan, warga mengadakan lomba perahu. Hal itu dilakukan untuk mengisi waktu luang yang sudah beberapa hari terbuang. Mereka belum bisa beraktivitas karena lahan yang ingin diolah masih terendam air setinggi 50 hingga 90 centimeter. Karena bosan menunggu air surut, warga mencari hiburan dengan mengadakan lomba perahu. Kondisi tersebut ternyata berhasil membuat warga lupa dengan bencana yang sedang dihadapi.
Melihat semangat warganya, Kepala Desa Barakkang Bahrum Ratte memberikan dukungan. Ia bahkan mediasi pembentukan panitia lomba perahu. Kegiatan tersebut sekaligus dijadikan momentum terbaik untuk meriahkan perayaan sumpah pemuda. "Sejak banjir warga setiap hari balapan perahu di sungai, itu untuk menghilangkan rasa jenuh mereka daripada hanya nongkrong dirumah menunggu air surut, kita dukung itu agar kejenuhan mereka berkurang," jelas Bahrum.
Kata Bahrum, lomba ini hanya bersifat sementara. Selain banyak risiko yang dikhawatirkan, lomba perahu itu juga mengganggu arus lalulintas. Penonton yang berkumpul di jembatan Barakkang dan sekitarnya justru memadati jalan trans Sulawesi. "Makanya kita minta agar setelah lomba yang digelar secara resmi itu, tidak lagi dilanjutkan secara liar," pintanya. (jamal/riz)
Untuk menghilangkan kejenuhan, warga mengadakan lomba perahu. Hal itu dilakukan untuk mengisi waktu luang yang sudah beberapa hari terbuang. Mereka belum bisa beraktivitas karena lahan yang ingin diolah masih terendam air setinggi 50 hingga 90 centimeter. Karena bosan menunggu air surut, warga mencari hiburan dengan mengadakan lomba perahu. Kondisi tersebut ternyata berhasil membuat warga lupa dengan bencana yang sedang dihadapi.
Melihat semangat warganya, Kepala Desa Barakkang Bahrum Ratte memberikan dukungan. Ia bahkan mediasi pembentukan panitia lomba perahu. Kegiatan tersebut sekaligus dijadikan momentum terbaik untuk meriahkan perayaan sumpah pemuda. "Sejak banjir warga setiap hari balapan perahu di sungai, itu untuk menghilangkan rasa jenuh mereka daripada hanya nongkrong dirumah menunggu air surut, kita dukung itu agar kejenuhan mereka berkurang," jelas Bahrum.
Kata Bahrum, lomba ini hanya bersifat sementara. Selain banyak risiko yang dikhawatirkan, lomba perahu itu juga mengganggu arus lalulintas. Penonton yang berkumpul di jembatan Barakkang dan sekitarnya justru memadati jalan trans Sulawesi. "Makanya kita minta agar setelah lomba yang digelar secara resmi itu, tidak lagi dilanjutkan secara liar," pintanya. (jamal/riz)