Peta Koalisi Parlemen Majene, ABM Unggul, SDK-Kalma Menang Dimobilisasi Massa
https://www.fokusmetrosulbar.com/2016/09/peta-koalisi-parlemen-majene-abm-unggul.html
MAJENE, FMS- Pilgub Sulbar disebut jelang klimaks. Tahapan penjaringan partai telah usai, menyusul masing-masing partai telah menentukan balon Cagub-Cawagub usungan mereka.
Hal tersebut juga ditandai dengan proses di KPU yang telah menjaring tiga Paslon pada hari terakhir pendaftaran pekan lalu. Ketiganya adalah SDK-Kalma yang didukung oleh Demokrat, Hanura, PKS dan PBB. ABM-Enny didukung oleh Gerindra, PDI-P, PAN, Nasdem, PKB, PKPI, PPP serta partai non parlemen Perindo. Sedangkan JSM-Hamas didukung oleh Golkar.
Menyoal hal itu, pengamat politik Sulbar yang juga Direktur Logos Research 'n Consulting Maenunis Amin, menyorot peta petarungan politik Sulbar khususnya di kabupaten Majene.
Menurut, Inul, sapaan Maenunis, selain Polman dan Mamuju, Majene akan menjadi kabupaten yang diprediksi menyajikan laga paling panas di Pilgub Sulbar. Kata Inul, punggawa Majene Fahmi Massiara yang dipastikan all out dukung SDK-Kalma memiliki kepentingan mempertahankan Majene, sedangkan ABM-Enny dan JSM-Hamas menargetkan suara maksimal di Dapil tengah Sulbar ini.
Bagi Maenunis, peta Koalisi partai Pilgub 2017 akan mengalami perubahan radikal dibandingkan Pilkada Majene 2015 lalu. Hal ini disebabkan karena separu kekuatan Fahmi berpindah haluan. Meski mendapatkan Hanura dan PBB,
tetapi Demokrat kehilangan dua mitra politik utama pemenangan Fahmi-Lukman, yaitu Golkar dan PDIP. Hal ini akan sangat berpengaruh pada kekuatan SDK-Kalma jika dibandingkan dengan kekuatan Fahmi-Lukman, kata Inul.
Selain itu lanjutnya, Golkar adalah mesin politik terpenting Kalma Katta maupun Fahmi Massiara. Nanun partai yang membesarkan Kalma-Fahmi ini telah memilih untuk mendukung JSM-Hamas, yang berarti pula Lukman yang juga wakil Bupati Majene berada di posisi berlawan dengan kedua eks kolega politiknya (Kalma-Fahmi) tersebut.
Lebih lanjut, Inul mengatakan, dua arus besar yang pernah menjadi lawan politik Fahmi Massiara, akan merepotkan langkah Bupati Majene tersebut untuk meraih suara maksimal, ditambah lagi dengan keluarnya Golkar dari gerbong pendukung SDK-Kalma.
"Variabel hasil rekapitulasi akhir perolehan suara di Pilkada Majene 2015 lalu adalah Fahmi-Lukman, meraih 40.451 atau 44,persen, Arifin-Irfan, 20.953 atau 23,1 persen dan Rizal-Mulyadi, 29.006 atau 32 persen. Dua kubu besar Rizal Sirajuddin dan Irfan Sulaiman telah menjadi koalisi besar mendukung ABM. Jika perolehan di Pilkada Majene 2015 menjadi variabel terbuka bagi perolehan dukungan kotor SDK-ABM, maka kalkulasi akumulatif presentasenya adalah, SDK-Kalma 44 persen dan ABM-Enny adalah 55 persen," terang Inul.
Di pilgub ini, kekuatan parlemen masing-masing bakal calon di Majene, yakni SDK-Kalma mendapatkan 9 dukungan kursi (Demokrat, PKS, Hanura dan PBB), JSM-Hamas mendapatkan dua dukungan kursi Golkar, sedangkan ABM-Enny punya koalisi besar dengan didukung oleh 13 kursi di parlemen Majene.
Selain analisa dukungan parpol, Maenunis juga menyinggung kekuatan politik dan pemerintahan trio SDK-Kalma-Fahmi di Majene, bagi Inul, tentu harus segera diberikan catatan bahwa, kalkulasi kuantitatif menjadi sangat mentah jika diuji dengan kualitatif mikro.
"SDK lewat Kalma-Fahmi memiliki keunggulan mobilisasi terutama pada struktural kelembagaan dari SKPD sampai Desa. Dengan demikian, kekuatan mobilisasi massa SDK-Kalma dipreksi akan lebih massif. Sedangkan JSM, selain semakin siap untuk massifitas mobilisasi dengan kendaraan Golkar juga kesiapan kost politik yang semakin maksimal. Kondisi ini yang membuat ABM masih tetap harus bekerja keras.
Gerakan terstruktur, rekrutmen tepat sasaran serta pengolahan isu politik menjadi instrumen menentukan dinamisasi peta potensial strategis dan itulah penentu kalah-menangnya kandidat di akhir pertarungan," kunci Maenunis. (Ha)