Program Kawin Suntik (IB) Belum Menyeluruh
https://www.fokusmetrosulbar.com/2016/08/program-kawin-suntik-ib-belum-menyeluruh.html
MAMUJU, FMS - Dalam memenuhi standar kualitas ternak sapi yang bagus, Dinas Pertanian dan Peternakan (Disatanak) Mamuju, telah melaksanakan beberapa program.
Salah satunya program insiminasi buatan (IB) atau kawin suntik untuk ternak sapi. Bidang Produksi dan Usaha Peternakan, Distanak tahun ini telah menjalankan program IB tujuannya untuk memperbaiki mutu genetik sekaligus menambah populasi ternak sapi khusunya pejantan.
Kawin suntik salah satu program yang mudahkan mengembangkan ternak karena sperma ternak sapi pejantan dimasukkan dalam kountainer yang merupakan wadah untuk penampungan semen beku atau sperma sapi jantan, yang sudah dibekukan dalam bentuk stro, dan kountainer tersebut telah terisi N2 cair yang mampu mempertahankan kesuburan stro.
Proses pelaksanaan IB dimulai ketika ternak sapi betina muncul saat itu stro yang dibekukan dalam kountainer diambil, kemudian dimasukkan kedalam insiminasion gan, yang merupakan alat digunakan untuk melakukan IB kedalam rahim ternak sapi betina.
Lokasi yang dipilih sebagai tempat kountainer yakni, kecamatan Tommo, Papalang, Kalukku, Tapalang dan kecamatan Mamuju, hal ini dilakukan karena dititik disinilah petugas kami berada.
Yang menjadi kendala dalam program ini lanjutnya, ketika peternak sapi kurang memahami tanda-tanda birahi pada sapi betina. “Letak geografis juga ikut menjadi kendala, sebab masih banyak daerah yang jauh, dan komunikasi yang tidak lancar. Selain itu, birahi pada sapi ternak betina juga memiliki waktu tersendiri,” pungkasnya.(Syaf)
Salah satunya program insiminasi buatan (IB) atau kawin suntik untuk ternak sapi. Bidang Produksi dan Usaha Peternakan, Distanak tahun ini telah menjalankan program IB tujuannya untuk memperbaiki mutu genetik sekaligus menambah populasi ternak sapi khusunya pejantan.
Kawin suntik salah satu program yang mudahkan mengembangkan ternak karena sperma ternak sapi pejantan dimasukkan dalam kountainer yang merupakan wadah untuk penampungan semen beku atau sperma sapi jantan, yang sudah dibekukan dalam bentuk stro, dan kountainer tersebut telah terisi N2 cair yang mampu mempertahankan kesuburan stro.
Proses pelaksanaan IB dimulai ketika ternak sapi betina muncul saat itu stro yang dibekukan dalam kountainer diambil, kemudian dimasukkan kedalam insiminasion gan, yang merupakan alat digunakan untuk melakukan IB kedalam rahim ternak sapi betina.
Lokasi yang dipilih sebagai tempat kountainer yakni, kecamatan Tommo, Papalang, Kalukku, Tapalang dan kecamatan Mamuju, hal ini dilakukan karena dititik disinilah petugas kami berada.
Yang menjadi kendala dalam program ini lanjutnya, ketika peternak sapi kurang memahami tanda-tanda birahi pada sapi betina. “Letak geografis juga ikut menjadi kendala, sebab masih banyak daerah yang jauh, dan komunikasi yang tidak lancar. Selain itu, birahi pada sapi ternak betina juga memiliki waktu tersendiri,” pungkasnya.(Syaf)