Pengembangan Hortikultura di Mamasa Sangat Menjanjikan, Sayang Pemerintah Masih Setengah Hati
https://www.fokusmetrosulbar.com/2016/08/pengembangan-hortikultura-di-mamasa.html
MAMASA, FMS - Budidaya Holtikultura sangat potensi di kembangkan di wilayah Mamasa.
Salah satunya Kecamatan Nosu. Daerah ini termasuk wilayah yang suhunya dingin dan paling diminati investor untuk menanamkan modalnya karena menjanjikan.
Sekretaris Laskar Muda Demokrasi (Lasmud) Roi Jordi mengatakan, pengembangan sayuran di Kecamatan Nosu sangat memungkinkan, namun yang menjadi persoalan karena pemerintah belum memberikan perhatian khusus sehingga petani belum mengembangkannya secara masif.
"Ia mengatakan kalaupun sekarang ada yang coba mengembangkan tanaman Holti, itu karena dibiaya oleh pemodal yang datang dari luar. Kemudian hasilnya dijual kembali kepada mereka sesuai harga yang mereka tentukan," kata Roi.
Menurutnya, jika Potensi di Nosu dikelolah dengan baik maka Mamasa akan menjadi Supplier Palawija untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya bahkan untuk kebutuhan Sulbar secara umum.
Penggiat LSM ini, menegaskan seandainya Pemerintah Daerah ambil bagian dan mengembangkannya melalui konsep Agrowisata akan menjadi tambahan pemasukan bagi Pemda. "Terlebih jika pemerintah memperhatikan infrastruktur di wilayah tersebut," tuturnya
Warga Kecamatan Nosu, Marthen mengungkapkan, hasil panen sayuran di Nosu biasanya di pasarkan ke Malino (Sulsel) seperti, kol, kentang dan sejumlah jenis sayur lainnya.
"Sayur itu kemudian kembali di pasarkan ke Sulbar yang tersebar ke berbagai wilayah termasuk Kabupaten Mamasa sendiri dengan harga yang fantastik," katanya
Marthen juga menuturkan jika potensi tersebut dapat dilirik Pemerintah Daerah maka kondisi demikian tidak akan terjadi bahkan nilai jual sayuran disejumlah daerah di Sulbar akan lebih mudah terjangkau dengan harga yang relatif murah. (Ked)
Salah satunya Kecamatan Nosu. Daerah ini termasuk wilayah yang suhunya dingin dan paling diminati investor untuk menanamkan modalnya karena menjanjikan.
Sekretaris Laskar Muda Demokrasi (Lasmud) Roi Jordi mengatakan, pengembangan sayuran di Kecamatan Nosu sangat memungkinkan, namun yang menjadi persoalan karena pemerintah belum memberikan perhatian khusus sehingga petani belum mengembangkannya secara masif.
"Ia mengatakan kalaupun sekarang ada yang coba mengembangkan tanaman Holti, itu karena dibiaya oleh pemodal yang datang dari luar. Kemudian hasilnya dijual kembali kepada mereka sesuai harga yang mereka tentukan," kata Roi.
Menurutnya, jika Potensi di Nosu dikelolah dengan baik maka Mamasa akan menjadi Supplier Palawija untuk memenuhi kebutuhan masyarakatnya bahkan untuk kebutuhan Sulbar secara umum.
Penggiat LSM ini, menegaskan seandainya Pemerintah Daerah ambil bagian dan mengembangkannya melalui konsep Agrowisata akan menjadi tambahan pemasukan bagi Pemda. "Terlebih jika pemerintah memperhatikan infrastruktur di wilayah tersebut," tuturnya
Warga Kecamatan Nosu, Marthen mengungkapkan, hasil panen sayuran di Nosu biasanya di pasarkan ke Malino (Sulsel) seperti, kol, kentang dan sejumlah jenis sayur lainnya.
"Sayur itu kemudian kembali di pasarkan ke Sulbar yang tersebar ke berbagai wilayah termasuk Kabupaten Mamasa sendiri dengan harga yang fantastik," katanya
Marthen juga menuturkan jika potensi tersebut dapat dilirik Pemerintah Daerah maka kondisi demikian tidak akan terjadi bahkan nilai jual sayuran disejumlah daerah di Sulbar akan lebih mudah terjangkau dengan harga yang relatif murah. (Ked)