Panen Melimpah, Harga Kopi di Bambang Anjlok

MAMASA, FMS -- Kopi merupakan salah satu komoditas unggulan yang dapat menopang pertumbuhan ekonomi masyarakat Kecamatan Bambang Kabupaten Mamasa. Potensi pengembangan industri pengolahan kopi di daerah ini pun menjanjikan.  

Disayangkan warga sebab ditengah melimpahnya panen kopi akses jalan tidak mendukung. Buruknya transportasi darat menyebabkan harga kopi di daerah itu anjlok. Padahal Kecamatan Bambang sebagai salah satu sentra perkebunan kopi di Mamasa. 

Transaksi perdagangan kopi di pasar Rante Lemo yang dibuka sekali satu pekan mencapai 26 ton. Dalam sebulan atau empat kali pasar, pasokan kopi diseputar pasar mampu terkumpul 104 ton. Yang disesalkan warga sebab harga kopi justru anjlok disaat musim melimpah. "Harga setiap liter hanya Rp12 ribu," ucap Petrus, petani asal Bambang yang ditemui Fokus Metro.    

Petrus berharap pemerintah memperhatikan derita petani kopi yang selalu merugi. Akibat kerusakan jalan biaya transpor sangat membengkak sementara harga jatuh dibawah standar. Padahal di kecamatan lain kopi terjual Rp16 ribu bahkan Rp20 ribu perliter. "Bagaimana tidak akses jalan didaerah mereka sudah bagus," keluh Petrus.  

Camat Bambang Adrian P memprediksi, panen kopi didaerahnya akan terus meningkat sampai dua tahun kedepan. Budidaya kopi yang dikembangkan petani sejak tahun 2015 kian meluas. Beberapa kelompok tani mendapat bantuan bibit kopi dari pemerintah dan menyebar hampir disemua desa. "Kopi di daerah kami sangat melimpah tahun ini, setiap pekan mampu menghasilkan 26 ton, kopi itu berasal dari Desa Limba Debata, Desa Ulumambi, Desa Sikamase dan Desa Rantelemo," jelas Adrian. (ked/riz) 

Related

MAMASA 4079058881812894101

Post a Comment

emo-but-icon

FOKUS METRO SULBAR

BERITA Populer Minggu Ini

item