Mahasiswa Tertipu Undian Telkomsel, Uang di ATMnya Raib
https://www.fokusmetrosulbar.com/2016/08/mahasiswa-tertipu-undian-telkomsel-uang.html
POLMAN, FMS - Penipuan dengan mengunakan telepon seluler kembali terjadi di Polewali Mandar (Polman). Modus penipuan kali ini, mengatas namakan Bank Mandiri bekerja sama dengan penyedia layanan Telekomunikasi Seluler (Telkomsel).
Pengalaman pahit ini dialami Asbudi Zakaria, (20) warga Desa Lekopa'dis Kecamatan Tinambung. Keterangan korban, peristiwa berawal ketika menerima pesan singkat di telefon selulernya, Senin (29/8) sekira pukul 12.00 Wita.
"Pesan itu bertuliskan, anda telah mendapat hadiah dari Bank Mandiri dan akan menerima panggilan selanjutnya," kata Asbudi saat ditemui dirumahnya, Selasa, (30/8).
Beberapa menit setelah menerima pesan, mahasiswa Unsulbar ini kemudian menerima panggilan dari nomor 081284628969.
Tertarik dengan pesan sebelumnya, korban akhirnya melayani panggilan itu dan kemudian mengikuti instruksi si penelepon dengan mencari mesin ATM Mandiri.
"Waktu saya pergi cek di Majene saya sempat bertanya sama orang di Majene dimana ada Bank Mandiri, dibilang di Wono ada," ungkap pemuda ini.
Asbudi kemudian ke Wonomulyo, setibanya disana, ia sempat tertunda untuk melakukan instruksi si penelfon lantaran pihak Bank bersama securitynya sementara melakukan pengisian uang tunai ke mesin ATM tersebut.
"Natelponka terus, dia bilang apa kita sudah masuk pak? Saya jawab belum karena sementara pengisian. Saya disuruh ke tempat lain tapi saya bilang tidak ada, jadi saya disuruh menunggu," urai Asmadi.
Ketika mesin ATM siap digunakan, tanpa fikir panjang, kemudian masuk ke ruang transaksi dan mengikuti perintah si penelfon dengan mengetik apa yang instruksikan hingga nomor.
"Ternyata nomor yang saya ketik itu adalah nominal yang saya transfer dan saya tidak tahu," terangnya.
Setelah mengikuti instruksi si penelfon, dari mesin ATM keluar bukti transfer sesuai dengan nomor yang ia ketik sebelumnya. Merasa ada yang ganjil, korban pun panik
sementara si penelfon menginstruksikan transaksi lagi namun tidak diindahkan karena telah merasa tertipu.
"Nasuruhka lagi transaksi tapi tidak kupedulikan karena saldo saya ternyata sisa satu juta lebih dari enam juta," imbuhnya.
Setelah beberapa saat didalam Ruang ATM, Satpam yang ada disekitar mengecek korban yang telah panik dan menyarankannya untuk tidak berlama lama dalam ruangan.
"Satpam itu bilang anda telah tertipu seperti wanita tadi," kata Asbudi.
Ia kemudian pulang melaporkan kejadian itu pada orang tuanya, namun lagi-lagi si penelpon menghubungi korban dan berbicara pada orang tua korban dengan alasan akan mengembalikan uang sebanyak sepuluh juta rupiah jika ia mengikuti apa yang diperintahkan.
"Orang tua saya khawatir sisanya akan habis kemudian menyuruh saya mengambil semua sisa saldo yang ada di tabungan itu," ucapnya lagi.
Anehnya, penelfon itu mengetahui jika uang dalam tabungan korban telah ditarik semua.
"Dia bilang kenapa diambil semua uangnya pak, tidak bisa dikasi kembali uangnya jika tidak ada saldonya,"kata Asbudi mencontoh perkataan penelfon itu.
Siti Aisyah ibu Asbudi, melaporkan kejadian itu ke pihak Bank BRI Tinambung tempatnya menabung, namun pihak bank mengatakan tidak bisa ditanggulangi karena tergolong masalah pribadi korban yang melakukan transaksi.
"Pihak Bank bilang silahkan melaporkannya ke polisi bu," kata Aisyah yang juga aparat Desa Lekopa,dis.
Kejadian ini telah dilaporkan ke Kepala Desa Setempat untuk kemudian disampaikan ke Kepolisian setempat.(Tfk)
Pengalaman pahit ini dialami Asbudi Zakaria, (20) warga Desa Lekopa'dis Kecamatan Tinambung. Keterangan korban, peristiwa berawal ketika menerima pesan singkat di telefon selulernya, Senin (29/8) sekira pukul 12.00 Wita.
"Pesan itu bertuliskan, anda telah mendapat hadiah dari Bank Mandiri dan akan menerima panggilan selanjutnya," kata Asbudi saat ditemui dirumahnya, Selasa, (30/8).
Beberapa menit setelah menerima pesan, mahasiswa Unsulbar ini kemudian menerima panggilan dari nomor 081284628969.
Tertarik dengan pesan sebelumnya, korban akhirnya melayani panggilan itu dan kemudian mengikuti instruksi si penelepon dengan mencari mesin ATM Mandiri.
"Waktu saya pergi cek di Majene saya sempat bertanya sama orang di Majene dimana ada Bank Mandiri, dibilang di Wono ada," ungkap pemuda ini.
Asbudi kemudian ke Wonomulyo, setibanya disana, ia sempat tertunda untuk melakukan instruksi si penelfon lantaran pihak Bank bersama securitynya sementara melakukan pengisian uang tunai ke mesin ATM tersebut.
"Natelponka terus, dia bilang apa kita sudah masuk pak? Saya jawab belum karena sementara pengisian. Saya disuruh ke tempat lain tapi saya bilang tidak ada, jadi saya disuruh menunggu," urai Asmadi.
Ketika mesin ATM siap digunakan, tanpa fikir panjang, kemudian masuk ke ruang transaksi dan mengikuti perintah si penelfon dengan mengetik apa yang instruksikan hingga nomor.
"Ternyata nomor yang saya ketik itu adalah nominal yang saya transfer dan saya tidak tahu," terangnya.
Setelah mengikuti instruksi si penelfon, dari mesin ATM keluar bukti transfer sesuai dengan nomor yang ia ketik sebelumnya. Merasa ada yang ganjil, korban pun panik
sementara si penelfon menginstruksikan transaksi lagi namun tidak diindahkan karena telah merasa tertipu.
"Nasuruhka lagi transaksi tapi tidak kupedulikan karena saldo saya ternyata sisa satu juta lebih dari enam juta," imbuhnya.
Setelah beberapa saat didalam Ruang ATM, Satpam yang ada disekitar mengecek korban yang telah panik dan menyarankannya untuk tidak berlama lama dalam ruangan.
"Satpam itu bilang anda telah tertipu seperti wanita tadi," kata Asbudi.
Ia kemudian pulang melaporkan kejadian itu pada orang tuanya, namun lagi-lagi si penelpon menghubungi korban dan berbicara pada orang tua korban dengan alasan akan mengembalikan uang sebanyak sepuluh juta rupiah jika ia mengikuti apa yang diperintahkan.
"Orang tua saya khawatir sisanya akan habis kemudian menyuruh saya mengambil semua sisa saldo yang ada di tabungan itu," ucapnya lagi.
Anehnya, penelfon itu mengetahui jika uang dalam tabungan korban telah ditarik semua.
"Dia bilang kenapa diambil semua uangnya pak, tidak bisa dikasi kembali uangnya jika tidak ada saldonya,"kata Asbudi mencontoh perkataan penelfon itu.
Siti Aisyah ibu Asbudi, melaporkan kejadian itu ke pihak Bank BRI Tinambung tempatnya menabung, namun pihak bank mengatakan tidak bisa ditanggulangi karena tergolong masalah pribadi korban yang melakukan transaksi.
"Pihak Bank bilang silahkan melaporkannya ke polisi bu," kata Aisyah yang juga aparat Desa Lekopa,dis.
Kejadian ini telah dilaporkan ke Kepala Desa Setempat untuk kemudian disampaikan ke Kepolisian setempat.(Tfk)