Lewati Jembatan Darurat, Guru SD Terjungkal ke Sungai
https://www.fokusmetrosulbar.com/2016/08/lewati-jembatan-darurat-guru-sd.html
foto Ilustrasi MATENG, FMS -- Seorang guru di SDN Bulurembu Desa Babana Kecamatan Budong-Budong Kabupaten Mamuju Tengah, terjungkal ke sungai saat melewati jembatan darurat di depan sekolahnya.
Beruntung korban tidak cidera, akan tetapi seragamnya basah kuyup membuatnya harus pulang ganti pakaian. Kendati peristiwa itu sudah berlalu beberapa pekan, dibenak Maman, orangtua murid yang menyaksikan kejadian, sulit melupakan.
Ia justru dihantui keresahan, jangan sampai buah hatinya yang setiap hari melewati jembatan darurat ke sekolah, menyusul jadi korban. Terlebih jika musim hujan jalan menuju SD berlumpur dan becek. Jembatan otomatis jadi licin disebabkan lumpur kiriman yang melekat disepatu.
"Ini yang membuat kita khawatir dan tidak tenang, sepantasnya pemerintah membangun akses jalan dan jembatan menuju SD Bulurebu," pinta Maman, Rabu (24/8).
Sang kepala sekolah Jusnaeni SP.d. SD, pun meresahkan kondisi itu. Jalan sepanjang 85 meter menuju sekolahnya masih tanah. Anak sungai yang memotong jalan ke sekolah hanya menggunakan jembatan darurat yang terbuat dari batang kelapa. "Kalau musim hujan jalan becek sekali, makanya kita sangat membutuhkan bantuan pembangunan jalan dan jembatan," ungkapnya.
Yang menyedihkan sebab akibat kerusakan jalan, material sekolah sulit diangkut menggunakan mobil. Selain bergelombang ada saluran pembuangan yang memotong jalan. Ia berharap akses ternsportasi yang menghubungkan sekolahnya, menjadi perhatian Pemkab Mateng.
"Kami pernah mengusulkan pembangunan jalan dan jembatan, tapi belum ada realisasi, semoga waktu dekat ini sudah ada tindak lanjutnya." harap kasek yang baru menjabat sembilan bulan itu. (jamal/riz)
Beruntung korban tidak cidera, akan tetapi seragamnya basah kuyup membuatnya harus pulang ganti pakaian. Kendati peristiwa itu sudah berlalu beberapa pekan, dibenak Maman, orangtua murid yang menyaksikan kejadian, sulit melupakan.
Ia justru dihantui keresahan, jangan sampai buah hatinya yang setiap hari melewati jembatan darurat ke sekolah, menyusul jadi korban. Terlebih jika musim hujan jalan menuju SD berlumpur dan becek. Jembatan otomatis jadi licin disebabkan lumpur kiriman yang melekat disepatu.
"Ini yang membuat kita khawatir dan tidak tenang, sepantasnya pemerintah membangun akses jalan dan jembatan menuju SD Bulurebu," pinta Maman, Rabu (24/8).
Sang kepala sekolah Jusnaeni SP.d. SD, pun meresahkan kondisi itu. Jalan sepanjang 85 meter menuju sekolahnya masih tanah. Anak sungai yang memotong jalan ke sekolah hanya menggunakan jembatan darurat yang terbuat dari batang kelapa. "Kalau musim hujan jalan becek sekali, makanya kita sangat membutuhkan bantuan pembangunan jalan dan jembatan," ungkapnya.
Yang menyedihkan sebab akibat kerusakan jalan, material sekolah sulit diangkut menggunakan mobil. Selain bergelombang ada saluran pembuangan yang memotong jalan. Ia berharap akses ternsportasi yang menghubungkan sekolahnya, menjadi perhatian Pemkab Mateng.
"Kami pernah mengusulkan pembangunan jalan dan jembatan, tapi belum ada realisasi, semoga waktu dekat ini sudah ada tindak lanjutnya." harap kasek yang baru menjabat sembilan bulan itu. (jamal/riz)