Jaringan Sulit, Warga Tutar Menelpon di Atas Pohon
https://www.fokusmetrosulbar.com/2016/08/jaringan-sulit-warga-tutar-menelpon.html
foto Kompas.Com POLMAN, FMS - Warga Desa Tubbi Kecamatan Tutar, Kabupaten Polewali Mandar Sulawesi Barat mengeluh atas kinerja salah satu penyedia layanan kartu prabayar. Baco, Kepala Desa Tubbi mewakili warganya, mengeluh lantaran sejak Februari lalu layanan jaringan yang biasa ia dan warganya tidak berfungsi.
"Sementara komunikasi sangat kami butuhkan untuk memperlancar urusan baik itu urusan pekerjaan maupun dengan keluarga," ungkap Baco.
Ia mengaku telah melaporkan kejadian ini ke Dinas Kominfo namun salah seorang pegawai kominfo yang ia temui dikantornya mengaku hal itu diluar wewenang instansinya sebab, persoalan yang dialami warganya itu merupakan tanggung jawab perusahaan penyedia layanan.
"Pihak dinas bilang coba laporkan ke nomor keluhan jaringan pada penyedia layanan anda,"kata Baco mengutip perkataan pegawai Kominfo.
Baco kemudian melakukan apa yang disarankan pegawai Kominfo dengan menghubungi penyedia layanan dan mengaku keluhannya telah diterima.
"Penyedia layanan mengatakan, akan mengirimkan tim teknis didaerah kami namun sampai sekarang belum ada pihak perusahaan datang memperbaiki sejak bulan Februari lalu," imbuhnya.
Baco mengisahkan bahwa warganya harus bersusah payah jika ingin menelpon dengan cara memanjat pohon, hingga naik ke gunung mencari jaringan. Belum lagi warga harus rela dengan tarif tinggi dengan biaya satu kali telpon mencapai sepuluh ribu rupiah dengan hanya beberapa menit.
Namun baginya dan warganya itu bukanlah masalah lantaran pentingnya sebuah komunikasi.
"Padahal konsumen dikecamatan Tutar cukup banyak dan tarifnya juga tinggi seharusnya kami diperhatikan," harap pria paru baya ini.
Ia berharap pemerintah kabupaten membantu masyarakat di Kecamatan Tutar dengan cara merekomendasikan pada penyedia layanan lain supaya ada yang berminat mengadakan layanan jaringan di daerahnya.
"Kalau bukan pemerintah yang membantu kami menyuarakannya siapa lagi,"pungkasnya.(Tfk)
"Sementara komunikasi sangat kami butuhkan untuk memperlancar urusan baik itu urusan pekerjaan maupun dengan keluarga," ungkap Baco.
Ia mengaku telah melaporkan kejadian ini ke Dinas Kominfo namun salah seorang pegawai kominfo yang ia temui dikantornya mengaku hal itu diluar wewenang instansinya sebab, persoalan yang dialami warganya itu merupakan tanggung jawab perusahaan penyedia layanan.
"Pihak dinas bilang coba laporkan ke nomor keluhan jaringan pada penyedia layanan anda,"kata Baco mengutip perkataan pegawai Kominfo.
Baco kemudian melakukan apa yang disarankan pegawai Kominfo dengan menghubungi penyedia layanan dan mengaku keluhannya telah diterima.
"Penyedia layanan mengatakan, akan mengirimkan tim teknis didaerah kami namun sampai sekarang belum ada pihak perusahaan datang memperbaiki sejak bulan Februari lalu," imbuhnya.
Baco mengisahkan bahwa warganya harus bersusah payah jika ingin menelpon dengan cara memanjat pohon, hingga naik ke gunung mencari jaringan. Belum lagi warga harus rela dengan tarif tinggi dengan biaya satu kali telpon mencapai sepuluh ribu rupiah dengan hanya beberapa menit.
Namun baginya dan warganya itu bukanlah masalah lantaran pentingnya sebuah komunikasi.
"Padahal konsumen dikecamatan Tutar cukup banyak dan tarifnya juga tinggi seharusnya kami diperhatikan," harap pria paru baya ini.
Ia berharap pemerintah kabupaten membantu masyarakat di Kecamatan Tutar dengan cara merekomendasikan pada penyedia layanan lain supaya ada yang berminat mengadakan layanan jaringan di daerahnya.
"Kalau bukan pemerintah yang membantu kami menyuarakannya siapa lagi,"pungkasnya.(Tfk)