Geger!!! Warga Tobadak Tangkap Induk Buaya
https://www.fokusmetrosulbar.com/2016/08/geger-warga-tobadak-tangkap-induk-buaya.html
MATENG FMS - Warga Manurung Desa Tobadak Kabupaten Mamuju Tengah, kembali digegerkan atas penangkapan seekor buaya dewasa yang dilakukan Dahaluddin (60) di Sungai Bulurembu.
Pria paruh baya akrab disapa Papa Udding itu, sudah dikenal sebagai penangkap buaya. Tak sedikit reptil berdarah dingin ditangkap bersama empat putranya. Setiap buaya yang muncul disepanjang Sungai Bulurembu, mereka tidak akan melewatkan begitu saja. Seperti induk buaya selebar 35 cm yang ditangkap Dahaluddin seorang diri sekira pukul 22.00 wita, malam tadi.
Menurut Dahaluddin, buaya itu sudah menjadi incaran beberapa hari terakhir. Ia menelusuri Sungai Bulurembu mengintai keberadaan pemangsa manusia itu. Akhirnya hewan buas tersebut berhasil dijerat dengan menggunakan kail, kemudian dilumpuhkan dengan tombak.
Tangkapan Dahaluddin sempat gegerkan warga sekitar dan menjadikan tontonan menarik siang tadi. Sejumlah penduduk berbondong bondong datang menyaksikan. Hewan vertebrata yang paling ditakuti itu katanya akan dikuliti. Biasanya kulit buaya dibeli pedagang seharga Rp35 per inci. "Pembelinya jemput sendiri kerumah," ucap Dahaluddin, Senin (15/8).
Belum lama ini, Abdul Rahman (30) putra Dahaluddin juga menangkap buaya di Sungai Banggaulu. Pria beranak satu itu sengaja mencari buaya di sungai yang berada diwilayah Mamuju Tengah. "Buaya yang disebelah itu bapak yang tangkap tadi malam, kalau yang ini saya tangkap di Benggaulu hampir sebulan lalu," kata Rahman sambil menunjuk kulit buaya hasil tangkapannya.
Suriani, istri Rahman menilai harga tawar kulit buaya Rp35 ribu per inci sangat murah. Nilai jual dianggap sangat tidak sebanding dengan risiko yang dihadapi. "Kerjaan bapak nyawa taruhannya, makanya saya sering ingatkan supaya hati hati kalau ke sungai tangkap buaya," terang Suriani.
Warga setempat Rasyid mengakui keahlian Dahaluddin bersama empat putranya. Sejak puluhan tahun keluarga itu dikenal warga sebagai penangkap buaya. "Puluhan tahunmi itu nakerja, puluhannmi juga buaya yang ditangkap," aku Rasyid. (jamal/riz)
Pria paruh baya akrab disapa Papa Udding itu, sudah dikenal sebagai penangkap buaya. Tak sedikit reptil berdarah dingin ditangkap bersama empat putranya. Setiap buaya yang muncul disepanjang Sungai Bulurembu, mereka tidak akan melewatkan begitu saja. Seperti induk buaya selebar 35 cm yang ditangkap Dahaluddin seorang diri sekira pukul 22.00 wita, malam tadi.
Menurut Dahaluddin, buaya itu sudah menjadi incaran beberapa hari terakhir. Ia menelusuri Sungai Bulurembu mengintai keberadaan pemangsa manusia itu. Akhirnya hewan buas tersebut berhasil dijerat dengan menggunakan kail, kemudian dilumpuhkan dengan tombak.
Tangkapan Dahaluddin sempat gegerkan warga sekitar dan menjadikan tontonan menarik siang tadi. Sejumlah penduduk berbondong bondong datang menyaksikan. Hewan vertebrata yang paling ditakuti itu katanya akan dikuliti. Biasanya kulit buaya dibeli pedagang seharga Rp35 per inci. "Pembelinya jemput sendiri kerumah," ucap Dahaluddin, Senin (15/8).
Belum lama ini, Abdul Rahman (30) putra Dahaluddin juga menangkap buaya di Sungai Banggaulu. Pria beranak satu itu sengaja mencari buaya di sungai yang berada diwilayah Mamuju Tengah. "Buaya yang disebelah itu bapak yang tangkap tadi malam, kalau yang ini saya tangkap di Benggaulu hampir sebulan lalu," kata Rahman sambil menunjuk kulit buaya hasil tangkapannya.
Suriani, istri Rahman menilai harga tawar kulit buaya Rp35 ribu per inci sangat murah. Nilai jual dianggap sangat tidak sebanding dengan risiko yang dihadapi. "Kerjaan bapak nyawa taruhannya, makanya saya sering ingatkan supaya hati hati kalau ke sungai tangkap buaya," terang Suriani.
Warga setempat Rasyid mengakui keahlian Dahaluddin bersama empat putranya. Sejak puluhan tahun keluarga itu dikenal warga sebagai penangkap buaya. "Puluhan tahunmi itu nakerja, puluhannmi juga buaya yang ditangkap," aku Rasyid. (jamal/riz)