ORMAS Angkat Bicara Soal Pasar, Ini Alasannya
https://www.fokusmetrosulbar.com/2016/06/ormas-angkat-bicara-soal-pasar-ini.html
MAMASA, FMS - Kisruh dampak relokasi pasar tradisional Mamasa yang justru mengancam pasar baru akan tidur, membuat organisasi Laskar Pemuda Demokrasi Mamasa angkat bicara.
Pemindahan pasar dari Kota Mamasa ke wilayah Barra'-Barra' diduga tidak melalui kajian analisis yang matang. Terutama tinjauan asas manfaat terkait pemindahan lokasi pasar. Dampak penempatan lokasi yang tidak representatif tentu memicu masalah. Contohnya pasar baru yang sepi pembeli, pedagang tidak akan tertarik menempati pasar itu. "Kan kasian pedagang kalau dipaksa menempati pasar itu sementara tidak ada pembeli," hujat sekretaris Laskar Muda Demokrasi, Roi Jordi.
Begitu juga konsumen, menurut Roi, tentu akan berpikir belanja di lokasi yang jaraknya sangat jauh. Apalagi bagi mereka yang tidak memiliki kendaraan. Sementara kebiasaan mereka sebelumnya, hanya berjalan kaki beberapa meter sudah sampai dipasar. Disisi lain terbangun pasar baru milik swasta tidak jauh dari kota Mamasa. Otomatis pasar yang dekat pemukiman kota lebih ramai pengunjung. "Ini menjadi ancaman pasar tradisonal di Barra' - Barra' akan mati suri, bahkan terancam tutup," ujarnya.
Hal keliru lainnya, lanjut Roi, yakni penetapan hari pasar setiap Senin. Hari itu diberlakukan untuk ketiga pasar sehingga pasar yang dekat pemukiman kota lebih ramai pengunjung. Kondisi tersebut tentu sangat merugikan pedagang yang berjualan di Barra' - Barra'. Sebab itu Pemkab diminta meninjau kembali penetapan hari pasar. Idealnya, setiap pasar ditetapkan hari tertentu agar tidak bertabrakan dengan pasar lain.
Ia curiga, penempatan lokasi pasar baru itu telah dilandasi kepentingan. Sebab itu, kendati tidak representatif dan berakibat mengorbankan rakyat kecil, relokasi pasar tetap saja dipaksakan. Untuk menyelamatkan pasar baru dan pedagang, Pemkab sebaiknya meninjau kembali penetapan hari pasar. (kedi/riz)