Dibangun Sekitar Satu Abad Silam, Masjid Baggae Ini Sarat Nilai Sejarah

Masjid Agung Raudhatul Abidin Saleppa


MAJENE, FMS - Siapa yang tidak tahu Masjid Raya Raodatul Abidin Saleppa Kecamatan Banggae Kabupaten Majene. Dari namanya saja, mungkin akan mengundang pertanyaan. Apa sebab dan bagaimana sehingga penamaan Masjid ini berbeda dengan nama-nama Masjid lainnya di Kota Kabupaten Majene.

Dari hasil penelusuran sejarah, muasal nama Masjid tersebut pun diketahui. Adalah Puang Kali Banggae, ia bernama lengkap KH. Zainal Abidin. Nama Zainal Abidin inilah yang kemudian diabadikan untuk nama Masjid yang berada di Lingkungan Saleppa ini.

Puang Kali sendiri, menurut hasil wawancara adalah sebutan untuk seorang imam, ulama atau orang saleh. Di zaman dahulu, Puang Kali dikenal sebgai pemangku kepentingan keagamaan di dalam satu kerajaan, atau suatu komunitas masyarakat adat. Demikian kata Drs. H. Abdul Wahab, sekretaris pembangunan Masjid Raodatul Abidin Banggae Majene ini.

"Masjidnya berdiri di zaman kerajaan Banggae, tentunya,setelah masuknya Islam. Di dalam susunan hadat kan ada namanya Pukkali, Puang Kali yang kita kenal. Nah, KH. Zainal Abidin ini adalah Puang Kali di kerajaan Banggae", sebut Abdul Wahab Nur.

Hal yang sama dituturkan pula oleh Ahmad Rammang, putra Maraqdia terakhir kerajaan Banggae. Menurutnya, masjid yang punya banyak tiang ini adalah simbol ummat Islam di zaman kerajaan yang dipimpin oleh mendiang ayahanda bernama Rammang Pattalolo.

"Masjid ini didirikan oleh ummat Islam di masa kakek saya bernama Sukkila, maraqdia Banggae yang memeluk Islam setelah masuknya Zekh Abdul Mannan. Beliau berkuasa selama empat puluh lima tahun, kemudian digantikan oleh ayah saya sendiri Rammang Pattalolo", ungkap Ahmad.

Menurut Ahmad Rammang, Masjid Raodatul Abidin Banggae ini didirikan oleh persatuan ummat Islam di bawah komando Maraqdia sekitar tahun 1907. Dan KH. Zainal Abidin saat itu bertugas sebgai pimpinan ummat atau yang disebut Puang Kali Banggae.

Hingga Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya tahun 1945, kerajaan Banggae bergabung ke RI pada 1950, dan Masjid Raya ini menjadi kebanggaan ummat Islam hingga saat ini.

Namanya Tetap Masjid Raya.

Meskipun status masjid ini bukan masjid Provinsi, namun warga Banggae Majene enggan nama masjid raya ini dihilangkan. Hal tersebut menurut Ahmad Rammang karena punya nilai history yang panjang.

"Ini namanya tetap Masjid Raya. Masjid Raya Raodatul Abidin, ini sudah namanya sejak dulu. Dan meskipun ada Masjid Agung Ilaikal Mashir, dan ini masjid statusnya bukan masjid yang berkedudukan di Provinsi, tetapi punya nilai keagungan sejarah. Karena itu kami tidak mau nama Masjid Raya-nya diganti atau dihilangkan", tutup Ahmad yang didukung Abdul Wahab. (Egi)

Related

MAJENE 758333201968411627

Post a Comment

emo-but-icon

FOKUS METRO SULBAR

BERITA Populer Minggu Ini

item