Menakjubkan Tradisi Rambu Solo di Mamasa, Diperkirakan Habiskan Miliaran Rupiah
https://www.fokusmetrosulbar.com/2017/07/menakjubkan-tradisi-rambu-solo-di.html
Jenazah diarak sebelum dibawah ketempat pemakaman (Foto: Asrianto/Fms) |
Baca berita terkait: Vdeo Adu Kerbau di Acara Rambu Solo Mamasa
Tradisi ini biasanya mengorbankan sampai ratusan ekor kerbau dan babi, karena itu tidak semua warga bisa menggelar acara ini. Umumnya, Rambu Solo digelar hanya di kalangan bangsawan Mamasa. Sebab, tradisi ini membutuhkan biaya yang banyak, hingga milyaran rupiah. Jenazah dibalut oleh ratusan lembar kain berwarna merah yang dihiasi oleh lempengan emas.
Jenazah diarak keliling kampung (Foto: Asrianto Fms) |
Saat jenazah diarak ke tempat pemakaman, jenazah digiring bolak-balik tiga kali. Kemudian ditandu ke tempat pemakaman. Ratusan keluarga pun memberi penghormatan terakhir. Jenazah kemudian diarak keliling kampung. Di sepanjang jalan sambil diangkat berkali-kali, dan para pelayat bersorak ria di sepanjang jalan, hingga ke tempat pemakaman.
Jenazah mulai diarak, keluarga dalam suasana gembira (Foto: Asrianto/Fms) |
"Memang seperti ini Pak, baku lempar lumpur. Tidak boleh ki marah," tutur Danyer, salah satu warga.
Menurut adat dan tradisi keturunan warga Mamasa, tak boleh ada tangis dan rasa sedih saat jenazah meninggalkan rumah, hingga ke tempat pemakaman. Tujuannya agar arwah diterima dengan penuh kegembiraan di alam baka.
Salah satu anak almarhumah, Resin Puanlillin mengatakan, acara seperti ini memang sudah tradisi bagi warga Mamasa. Intinya tidak ada yang bisa bersedih dan menangis.
Jenazah diangkut naik truk keliling kota (Foto: Asrianto/Fms) |
Sebelum dimasukkan ke kuburan, jenazah didoakan terakhir kalinya oleh seorang pendeta. Jenazah kemudian dimasukkan kedalam sebuah bangunan yang berada diatas sebuah bukit. Didalam kuburan ini, terdapat tiga jenazah, yakni suami dan seorang anaknya serta jenazah Yulianan To'tuan sendiri. (ant/har)