Seruan dari Negeri Atas Awan, Panggilan Jiwa atas Ketidakadilan
https://www.fokusmetrosulbar.com/2017/05/seruan-dari-negeri-atas-awan-panggilan.html
Mamasa, fokusmetrosulbar.com--Tanggapan atas aksi solidaritas penyalaan lilin untuk Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang dilaksanakan di Lapangan sepak bola Mamasa, Kamis (11/5) disampaikan sejumlah peserta aksi dalam orasinya.
Zakaria yang merupakn Ketua I Sinode PPGTM mengatakan kehadiran secara spontan unutk memenuhi lapangan Mamasa adalah bentuk solidaritas atas persoalan hukum yang dihadapi Ahok. "Ini merupakan bukti ketidakadilan hukum di negara ini," katanya lantang.
Ia menuturkan negara seharusnya bangga memiliki anak bangsa seperti Ahok. "Ia (Ahok, red) adalah pemimpin yang jujur, berani, tegas, dan musuh bagi para koruptor," tuturnya.
Ia menegaskan Substansi aksi adalah memperjuangkan keadilan supremasi hukum di Indonesia jangan sampai isu SARA akan menggerogoti demokrasi dan penegakan hukum di negara ini.
Zaka' sapaan akrabnya membakar semangat para peserta aksi dengan seruan untuk melawan setiap tindakan ketidakadilan di bangsa ini. "Kita harus melawan ketidakadilan yang mencederai rasa kebangsaan. Kita tak ingin kedepan muncul Ahok-Ahok lain yang mengalami hal yang sama, dizalimi hanyak karena kepentingan segelintir orang," serunya.
Hal senada disampaikan perwakilan pemuda Khatolik Mamasa, Sergio Alsapan.
"Jangan karena paksaan kehendak dan kepentingan kelompok tertentu bangsa ini harus diobrak-abrik," katanya.
Ia mengungkapkan spontanitas aksi yang dilaksanakan adalah luapan hati atas ketimpangan dan ketidakadilan yang dipertontonkan peradilan hari ini. "Kita menangis menyaksikan kondisi bangsa saat ini. Kemerdekaan yang diperjuangkan oleh semua golongan nyatanya dapat dikendalikan oleh kelompok tertentu. Nagara seakan tidak berdaya," ungkapnya keras.
Serky menegaskan jangan biarkan kebinekaan ini retak karena kita satu, kita adalah Indonesia, kita adalah senyuman dan air mata ibu pertiwi. "Penegakan hukum yang menjadi cermin bangsa yang besar ini seyogyanya menjadi payung bersama tanpa harus dipolitisir. Mari bersama menyuarakan seruan moral ini demi kesatuan dan keutuhan bangsa. Salam keadilan dan NKRI harga mati," serunya.
Semangat dan seruan juga diutarakan Tandi, masyarakat Kecamatan Tanduk Kalua yang turut serta dalam aksi. "Keadilan hukum harus ditegakkan, jangan biarkan keutuhan bangsa dirusak oleh orang-orang tidak bertanggung jawab yang selalu mengatasnamakan kebenaran untuk kepentingan kelompoknya," serunya.
Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama memperjuangkan kebenaran dan tidak tercerai-berai oleh keegoisan orang tertentu yang akan memecah-belah bangsa. (klp/har)
Zakaria yang merupakn Ketua I Sinode PPGTM mengatakan kehadiran secara spontan unutk memenuhi lapangan Mamasa adalah bentuk solidaritas atas persoalan hukum yang dihadapi Ahok. "Ini merupakan bukti ketidakadilan hukum di negara ini," katanya lantang.
Ia menuturkan negara seharusnya bangga memiliki anak bangsa seperti Ahok. "Ia (Ahok, red) adalah pemimpin yang jujur, berani, tegas, dan musuh bagi para koruptor," tuturnya.
Ia menegaskan Substansi aksi adalah memperjuangkan keadilan supremasi hukum di Indonesia jangan sampai isu SARA akan menggerogoti demokrasi dan penegakan hukum di negara ini.
Zaka' sapaan akrabnya membakar semangat para peserta aksi dengan seruan untuk melawan setiap tindakan ketidakadilan di bangsa ini. "Kita harus melawan ketidakadilan yang mencederai rasa kebangsaan. Kita tak ingin kedepan muncul Ahok-Ahok lain yang mengalami hal yang sama, dizalimi hanyak karena kepentingan segelintir orang," serunya.
Hal senada disampaikan perwakilan pemuda Khatolik Mamasa, Sergio Alsapan.
"Jangan karena paksaan kehendak dan kepentingan kelompok tertentu bangsa ini harus diobrak-abrik," katanya.
Ia mengungkapkan spontanitas aksi yang dilaksanakan adalah luapan hati atas ketimpangan dan ketidakadilan yang dipertontonkan peradilan hari ini. "Kita menangis menyaksikan kondisi bangsa saat ini. Kemerdekaan yang diperjuangkan oleh semua golongan nyatanya dapat dikendalikan oleh kelompok tertentu. Nagara seakan tidak berdaya," ungkapnya keras.
Serky menegaskan jangan biarkan kebinekaan ini retak karena kita satu, kita adalah Indonesia, kita adalah senyuman dan air mata ibu pertiwi. "Penegakan hukum yang menjadi cermin bangsa yang besar ini seyogyanya menjadi payung bersama tanpa harus dipolitisir. Mari bersama menyuarakan seruan moral ini demi kesatuan dan keutuhan bangsa. Salam keadilan dan NKRI harga mati," serunya.
Semangat dan seruan juga diutarakan Tandi, masyarakat Kecamatan Tanduk Kalua yang turut serta dalam aksi. "Keadilan hukum harus ditegakkan, jangan biarkan keutuhan bangsa dirusak oleh orang-orang tidak bertanggung jawab yang selalu mengatasnamakan kebenaran untuk kepentingan kelompoknya," serunya.
Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama memperjuangkan kebenaran dan tidak tercerai-berai oleh keegoisan orang tertentu yang akan memecah-belah bangsa. (klp/har)