Nasib Bayi Tanpa Anus Asal Bonehau, Bergantung Uluran Tangan
https://www.fokusmetrosulbar.com/2016/12/nasib-bayi-tanpa-anus-asal-bonehau_23.html
MAMUJU, FMS -- Bayi tanpa lubang anus yang diderita Muhajir, kini hanya pasrah menunggu uluran tangan donatur. Buah hati pasangan Bugri dan Fitriani asal Dusun Dengen Desa Mappu Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju itu, belum juga menjalani operasi akibat terbentur biaya.
Menurut keluarganya, Rose Zakaria P Mangalla, bayi empat bulan itu sempat dioperasi di Rumah Sakit Mitra Manakarra Mamuju, September 2016. Ros ikut mendampingi Hajir saat menjalani operasi pembuatan lubang anus sementara. Baca: Tak Punya Anus Sejak Lahir, Ini Cerita Miris Balita Bonehau Mamuju.
Dokter yang menangani saat itu menyarankan agar bayi malang tersebut harus kembali diopersi setelah berusia tiga bulan. Lubang anus akan disintesa agar Hajir hidup normal. Ironisnya menjelang usia lima bulan, Hajir belum dioperasi lantaran orangtuanya tidak memiliki biaya. "Mereka belum punya uang dan saat ini sangat membutuhkan bantuan," kata Ros yang dikonformasi Fokus pagi tadi, Kamis (22/12/2016).
Keluarga lain, Yesi Kristina Pewana mengamini penuturan Ros. Yesi sangat prihatin meratapi kondisi rumah tangga orangtua Muhajir. Meskipun memiliki kartu BPJS, Bugri dan Fitriani belum siap membawa bayinya untuk menjalani operasi. Rencana operasi pembuatan anus terpaksa Ia tunda karena tidak memiliki uang.
Menurut Yesi, pasutri itu kini hanya pasrah dan berharap adanya uluran tangan dermawan. Sepetak tanah miliknya yang ingin dijual demi buah hatinya belum juga laku. Padahal tanah itu sudah lama rencana dijual. Bayi kelahiran Bonehau 30 Juli 2016 itu, kata Yesi, memang terlihat sehat. Namun kedua orangtuanya tetap khawatir sebab batas waktu yang diberikan dokter sudah lewat. Ibunya hanya menangis dan pasrah menyaksikan penderitaan sang bayi. "Kasihan sekali melihat kondisi mereka, anaknya belum dioperasi lantaran kekurangan biaya, sementara lahan yang mau dijual belum juga laku," tutur Yesi.
Yesi mengaku, belakangan ini sudah beberapa kali mendapat telepon dari seseorang yang ingin menyalurkan bantuan. Ia berharap dermawan yang bermaksud baik itu segera merealisasikan niatnya. Keluarga bayi malang tersebut saat ini sangat membutuhkan bantuan. "Nasib anak itu bergantung uluran tangan, semoga saja kesembuhan Hajir dapat berjalan lancar," tutup Yesi menangis haru. (jamal/riz)
Pada 22 Desember 2016 13.00, Wiwi Rahayu <wiwirahayu08@gmail.com> menulis:
Nasib Bayi Tanpa Anus Asal Bonehau, Bergantung Uluran TanganMAMUJU, FMS -- Bayi tanpa lubang anus yang diderita Muhajir, kini hanya pasrah menunggu uluran tangan donatur. Buah hati pasangan Bugri dan Fitriani asal Dusun Dengen Desa Mappu Kecamatan Bonehau Kabupaten Mamuju itu, belum juga menjalani operasi akibat terbentur biaya.Menurut keluarganya, Rose Zakaria P Mangalla, bayi empat bulan itu sempat di operasi di Rumah Sakit Mitra Manakarra Mamuju, September 2016. Ros ikut mendampingi Hajir saat menjalani operasi pembuatan lubang anus sementara. Baca: Tak Punya Anus Sejak Lahir, Ini Cerita Miris Balita Bonehau Mamuju.Dokter yang menangani saat itu menyarankan agar bayi malang tersebut harus kembali diopersi setelah berusia tiga bulan. Lubang anus akan disintesa agar Hajir hidup normal. Ironisnya menjelang usia lima bulan, Hajir belum dioperasi lantaran orangtuanya tidak memiliki biaya. "Mereka belum punya uang dan saat ini sangat membutuhkan bantuan," kata Ros yang dikonformasi Fokus pagi tadi, Kamis (22/12/2016).Keluarga lain, Yesi Kristina Pewana mengamini penuturan Ros. Yesi sangat prihatin meratapi kondisi rumah tangga orangtua Muhajir. Meskipun memiliki kartu BPJS, Bugri dan Fitriani belum siap membawa bayinya untuk menjalani operasi. Rencana operasi pembuatan anus terpaksa Ia tunda karena tidak memiliki uang.Menurut Yesi, pasutri itu kini hanya pasrah dan berharap adanya uluran tangan dermawan. Sepetak tanah miliknya yang ingin dijual demi buah hatinya belum juga laku. Padahal tanah itu sudah lama rencana dijual. Bayi kelahiran Bonehau 30 Juli 2016 itu, kata Yesi, memang terlihat sehat. Namun kedua orangtuanya tetap khawatir sebab batas waktu yang diberikan dokter sudah lewat. Ibunya hanya menangis dan pasrah menyaksikan penderitaan sang bayi. "Kasihan sekali melihat kondisi mereka, anaknya belum dioperasi lantaran kekurangan biaya, sementara lahan yang mau dijual belum juga laku," tutur Yesi.Yesi mengaku, belakangan ini sudah beberapa kali mendapat telepon dari seseorang yang ingin menyalurkan bantuan. Ia berharap dermawan yang bermaksud baik itu segera merealisasikan niatnya. Keluarga bayi malang tersebut saat ini sangat membutuhkan bantuan. "Nasib anak itu bergantung uluran tangan, semoga saja kesembuhan Hajir dapat berjalan lancar," tutup Yesi menangis haru. (mal/riz)